Mohon tunggu...
Rahuella Zipora
Rahuella Zipora Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Konten pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga dan Mahkotanya

28 Januari 2024   19:48 Diperbarui: 31 Januari 2024   12:20 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Akhirnya dengan hati yang sedih, Ningsih memintaa maaff kepada teman teman nya yang lain. Lalu teman-teman yang lain juga meminta maaf kepda Ningsih. Lalu Bonar berkata “ eh bagaimana kalo kita deeptalk saja supaya perasaan kita plong,tidak lama lagi kita harus menampilkan pentas seni ini jadi kita harus berdinamika dan mengesampingkan ego kita masing masing guys”. Lexa pun menjawab “iyaa teman-teman saya setuju, supaya kita bisa mengetahui kekurangan satu sama lain.” Akhirnya Ningsih memutuskan sebagai ketua untuk melaksanakan deeptalk.  Dan pada akhirnya semua anak anggota kelas merefleksikan kesalahn masing masing dan berdamasi Bersama. Ningsih pun menyemangati semua anggota kelas. Tiba tiba Bu Lisa datang dan membawakan snack serta mengabadikan moement di hari itu melalui kamera HP nya.

Setelah berunding- runding dengan menggunakan kepala yang dingin, mereka memutuskan untuk meletakan tarian Jawa sebagai tarian pembuka, dan tarian Bali sebagai pembuka drama. Lalu drama di kemas dengan campuran suku antara Jawa dan NTB, di akhir pentas, mereka semua menarikan sambil menyayikan lagu aku Indonesia. Semua bertepuk tangan meriahh dan pada akhirnya XB menjadi penampilan kelas terbaik dengan cerita yang singkat dan modern.

Setelah penampilan Ningsih pun memeluk teman temannya dan mengucapkan terimakasih pada teman temannya. Di perjalanan pulang ningsih di temani oleh seorang pria, yaitu kekasihnya yang Bernama reren. Reren memuji penampilan kelas mereka sampai membuat pipi Ningsih memerah. Bahkan sesampainya di rumah banyak keluarga nya juga memuji dia.

Jadi, terkadang permasalahan datang untuk dapat menghasilakan sebuah hasil yang baik dan indah. Sama seperti Pelangi dan hujan, walupun hujan membuat banjir, lalu membuat banyak suara gemuruh, namun setelah itu aka nada suatu Pelangi yang indah dan penuh dengan warna yang dapat kita nimati Bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun