Mohon tunggu...
Rahmat Siswanto
Rahmat Siswanto Mohon Tunggu... -

Seorang laki-laki sederhana yang ingin melakukan hal-hal besar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kehidupan Instant Membuat Anak Jadi Malas

25 November 2011   01:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:14 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati saya pilu jika mendengar cerita dari ayah bagaimana dia bertahan untuk tetap sekolah dan menjadi tulang punggung keluarga yang telah kehilangan kedua orang tuanya sejak menginjak bangku SMA. Kehidupan yang keras dilalui ayah, mulai dari berangkat sekolah dengan menjunjung sayur setelah sholat subhu melalui sungai (sungai di sebuah desa bernama Desa Kalimbubu, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan), sesampainya ditepi sungai segera ayah menuju pasar yang tidak jauh dari sungai dan menjajakan sayur kangkung pekerjaan yang juga dilakukan semua saudaranya sebelum ke sekolah. Namun hal itulah yang membuat ayah saya menjadi luar biasa, menjadi anak ke-tiga dari lima bersaudara ayah berjuang keras menjadi yang pertama mendapatkan pekerjaan (TNI AD) diantara saudaranya. Dengan gajinya yang tidak seberapa dia menghidupi dan membantu kedua kakak dan adiknya mendapatkan pekerjaan. Alahmdulillah kini semua saudaranya mendapat pekerjaan, ada yang berprofesi sebagai Guru, Pegawai PLN, dan Bidan. Ternyata memang benar kerja keras, semangat pantang menyerah dan selalu bersyukur adalah salah satu modal untuk menjadi orang yang sukses.

Namun apa yang terjadi dewasa ini benar-benar sesuatu yang instant. Anak-anak sekarang meminta uang dengan begitu mudahnya kepada kedua orang tuanya. Mendapatkan akses yang dapat mereka peroleh dimana saja dan kapan saja membuat mereka merasa hidup ini benar-benar mengasyikkan.

Sekarang sudah jarang yang membeli buku pelajaran, smua tersaji di tempat virtual bernama internet. Perkembangan teknologi memang berkembang dengan pesatnya, bukan berarti tidak bersyukur akan hal itu. Namun realita memang berkata bahwa sekarang internet membuat anak-anak malas untuk membaca buku. Mereka lebih suka untuk bermain game online di internet. Saya sering melihat anak-anak kecil berumur 5-7 tahun yang bermain game online. Sungguh sangat memprihatinkan jika hal ini menjadi sesuatu yang biasa saja dimata orang tua, karena bermain internet bisa membuat anak menjadi pasif menjalani kehidupan nyata diluar sana.

Berhadapan dengan komputer, laptop, notebook, hp dan televisi yang berlebihan dapat menjadikan anak malas bergerak. Setidaknya inilah yang saya amati dari adik-adik dan beberapa keponakan saya. Ketika mereka disuruh oleh orang tua untuk mengambil ini itu, mereka dengan spontan menjawab nanti dulu, bentar, ahhh... tunggu filmnya selesai, dll yang akhirnya mengabaikan seruan orang tuanya dan meraka akan sering melakukan hal tersebut. Mungkin inilah yang menyebabkan seorang anak sering membantah perintah orang tua.

Pengawasan dan jadwal yang tepat mungkin diperlukan jika hal-hal ini sudah terjadi dalam keluarga. Karna hal seperti ini dapat berakibat buruk bagi pendidikan sosial dan psikologis seorang anak.

==============================================================================

Terima kasih kepada ayah hebatku yang sampai detik ini berhasil memberikan pendidikan sampai ke perguruan tinggi negeri yang ada di Bogor.

Semoga saya bisa menjadi yang terbaik sesuai dengan harapan ibu dan ayah. "Terima kasih".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun