Salah satu bentuk sikap anak-anak ketika ingin diperhatikan adalah gejolak kemarahannya. Mereka berharap dengan menunjukkan sikap marah tersebut akan membuat orang tua memberikan perhatian kepada mereka yang mungkin tidak mereka dapatkan saat itu.
Oleh sebab itu ketika anak-anak bertindak dengan emosi marah, hal pertama yang harus
dilakukan orang tua adalah memberi mereka perhatian dan bukan dengan memarahinya kembali.
Anak-anak pada masa kecil memiliki banyak sebab dan alasan ketika mereka menunjukkan berbagai bentuk perilaku atau tindakan. Hal ini bisa menjadi wadah tempat mereka
belajar menunjukkan berbagai ekspresi dan emosi serta belajar menghadapi emosi tersebut.
Orang tua dan orang dewasa harus toleran dalam menghadapi berbagai macam bentuk
sikap, perilaku dan tindakan yang ditunjukkan anak-anak. Orang tua atau orang dewasa harus bisa sebaik mungkin menghadapi segala bentuk sikap, perilaku dan tindakan yang anak-anak tunjukan. Jangan sampai orang tua atau orang dewasa mengejek, menjelekkan, menyudutkan,
bahkan membandingkan hal yang dilakukan anak-anak sehingga ketika anak-anak
mendengarnya akan menyakiti hati mereka, merusak jiwa dan kepribadian mereka. Sebaliknya orang tua haruslah bijaksana, bersikap adil dan tepat dalam menghadapi segala tindak tanduk yang anak-anak tunjukkan.
Toleran dalam setiap hal yang dilakukan anak-anak memerlukan kesabaran orang tua.
Orang tua sebisa mungkin mengendalikan amarah mereka jika sikap, perilaku atau tindakan anak-anak tidak sesuai dengan yang orang tua inginkan. Toleran menggantikan sikap keras dan amarah yang akan membuat kedua belah pihak baik anak atau orang tua atau orang dewasa memiliki hubungan yang tidak nyaman. Oleh sebab itu, toleran perlu diberikan, tunjukkan perhatian dan fokuslah pada cara menyelesaikan sikap, perilaku, dan tindakan buruk tersebut. Bukan menghakimi anak dengan sikap, perilaku dan tindakan buruk yang mereka lakukan.
Toleran dapat membuat anak merasa lebih dipahami. Orang tua dengan sikap tolerannya dapat memberi pengertian kepada anak, bersikap dengan perspektif anak, dan merasa berada dipihak yang sama dengan anak, sehingga diharapkan anak timbul kesadarannya tentang sikap, perilaku,
dan tindakan yang mereka lakukan, baik itu buruk atau baik, dan dapat mempertimbangkan segala hal yang mereka lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H