Jadilah diri sendiri jangan jadi orang lain
Sore yang lembab, ditemani dengan guyuran hujan. Hawa-hawa sebentar lagi lebaranpun sudah terasa.
Minggu kemaren ada acara keluarga di rumah, semua bersuka cita. Minggu ini terasa ada yang kurang, karena semua orang sudah kembali ke aktivitas mereka masing-masing dan bersiap-siap menyambut lebaran Haji.
Orang tua ku berceloteh dari pojok dinding, dari tempat duduknya, *jadilah diri sendiri jangan jadi orang lain*
Entah dari mana kata itu keluar begitu saja. Apa karena 1 minggu ini bertemu dengan banyak orang, hingga melihat ragam cerita. Banyak orang banyak pula perilakunya.
Kata sederhana "Jadilah diri sendiri, jangan jadi orang lain", memiliki makna yang dalam.
Memang jika diuraikan, memang ia lah begitu, ketika kita melihat orang lain, mulai terasa, senang ya jadi dia. Muncul pula, ada rasa iri dengan kepemilikan yang dipunyanya. Bahkan bentuk badan ditubuhnya, ingin pula kita memilikinya. Cantik ya, mancung ya, tinggi ya dia. Akhirnya membuat-buat mancung bentuk hidung dengan berbagai cara, mulai tidak bersyukur dan mencari cara. Susah jadinya.
Jadi diri sendiri, terimo. Syukuri.
Gunakan sebaik-baik yang kita miliki, rawat dan jaga ia, karena tidak ada orang lain yang bisa menjaga, merawat, membanggakannya, menyayanginya melebihi dirimu sendiri. Sayangi dan sayangi diri sendiri. Tidak ada kata lain, "Jadilah diri kamu sendiri" tanpa harus membandingkan dengan orang lain, tanpa harus menyakiti orang lain, jalankan hidupmu sesuai ukuranmu, jangan menggunakan ukuran orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H