Berbicara tentang personal branding, kita berbicara tentang differentiation advantage, apa yang membedakan diri kita dengan orang lainnya.
Banyak orang latah, berlomba-lomba membentuk citra dirinya, apa yang ingin ditunjukkan kepada orang lain. Bagaimana seseorang ingin dilihat orang lain.Â
Beragam cara pun dilakukan, mulai dari membeli baju-baju branded sesuai karakter diri, membentuk lifestyle seperti yang diingini, sampai harus menyisihkan budget khusus untuk mengelola personal brandingnya.
Sayangnya, tidak semua orang berhasil membentuk "pembeda" atas dirinya. Apa penyebabnya? Beberapa alasan dimunculkan sebagai pembenaran. Mulai dari kurang konsisten lah, terlalu berpura-pura lah, tidak sesuai lah, masih belum firm kah, tidak jadi diri sendiri lah, dan lain-lain.Â
Ada insight menarik di sini, bahwa ternyata secara tidak sadar orang membranding dirinya untuk menjadi dikenal, atau bahkan bisa dibilang ingin jadi terkenal. Merespon hal ini, seorang pakar Personal Branding, Silih Agung Wasesa yang juga founder AsiaPR dan Konner Digital Advisory mengingatkan konsep dasar dari personal branding itu sendiri. Apa itu?
"Personal branding itu tidak harus terkenal tetapi lebih pada punya kompetensi dan punya solusi bagi pofesinya" - Silih Agung Wasesa.
Akhirnya, kita harus menyimpulkan bahwa sebelum membentuk "Personal Branding", ayo kenali diri kita dulu, dan tentukan apa sih tujuan kita membranding diri. Dan apapun itu, yang utama adalah jangan berhenti menambah nilai dari kompetensi diri, memperkuat nilai positif yang ada, tidak hanya sekedar mengutamakan tampilan diri dengan mengupgrade apa yang dikenakan. Selamat bereksperimen!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H