Mohon tunggu...
Rahmil Husna
Rahmil Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Riau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rumah Adat Bendang Kenagarian

26 September 2021   21:02 Diperbarui: 26 September 2021   21:09 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Rumah Adat Bendang Kenagarian

Rumah Adat Bendang Kenagarian adalah sebuah rumah adat yang terletak di Desa Ranah,Kecamatan Kampar,Kabupaten Kampar,Riau.Rumah adat ini juga merupakan salah satu situs cagar budaya di Kabupaten Kampar.Usianya sendiri sudah lebih dari 200 tahun atau 2 abad,akan tetapi meskipun usianya sudah tua rumah ini masih terawat dengan baik hingga kini.Fisik bangunannya juga masih berdiri kokoh meskipun sudah pernah dilakukan beberapa kali renovasi yaitu dibagian lantai serta atapnya.

Rumah ini awalnya merupakan rumah yang dimiliki secara pribadi oleh seorang warga Desa Ranah yang paling kaya di desa tersebut,yang kemudian diturun temurunkan pada anak cucunya.Kemudian berdasarkan usulan Ninik Mamak Adat Bendang,rumah ini pun dijadikan sebagai Rumah Adat Suku Bendang.

Pada zaman dahulu rumah ini dijadikan sebagai tempat diadakannya acara-acara adat seperti Halal Bihalal,Persukuan Adat dan musyawarah adat lainnya.Akan tetapi saat ini seiring berjalannya waktu acara-acara adat tersebut sudah tidak dilakukan lagi disana.Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor,yang pertama yaitu karna para pemuka adat sudah tidak aktif lagi disebabkan oleh usia yang sudah lanjut,bahkan beberapa sudah ada yang meninggal dunia.Selain itu adat juga sudah mulai ditinggalkan karna sudah mengikuti perkembangan zaman.

Motif rumah adat ini sendri ialah rumah panggung dengan tinggi kurang lebih 1.5 M dengan sisi luar dipagari tembok semen setinggi 1,3 M.Arsitekturnya mencerminkan perpaduan adat Minangkabau dan Melayu Riau.Kemudian didepan rumah adat ini terdapat 2 buah lumbung yang digunakan untuk menyimpan padi,atau oleh warga setempat disebut Ongkiong.Hal ini dikarenakan warga setempat dulunya mayoritas bekerja sebagai petani.

Keunikan lain yang dimiliki rumah adat ini adalah pintu dan jendelanya tidak menggunakan engsel,akan tetapi hanya menggunakan kayu yang dilubangi sebagai tempat kaitan pintunya.Terdapat lebih dari 10 pintu utama serta 28 jendela kecil yang berukuran kurang lebih 50x80 cm.Rumah ini juga memiliki 20 tiang penyangga Yang masih berdiri kokoh.Dindingnya terbuat dari bilah bambu yang dicat dengan warna putih.Menurut penjaga rumah adat ini kayu dan dinding rumah tersebut masih asli dari dua abad lalu yang menggunakan seni pahat dalam pembuatannya.

Rumah adat ini sangat bagus jika dijadikan spot foto sejarah dengan ciri khas yang dimilikinya,pekarangannya pun juga terjaga kebersihannya.Akan tetapi hingga saat ini rumah adat bersejarah ini masih kurang diminati oleh para pariwisatawan meskipun sudah dijadikan situs cagar budaya.Hal ini juga dikarenakan para wisatawan masih kurang tau akan keberadaan dan lokasi rumah adat tersebut.

Nama : Rahmil Husna

Nim : 1905125104

Tugas: Praktikum Sejarah

Dosen: Piki Setri Pernantah,M.pd

Prodi : Pendidikan Sejarah

Fakultas: FKIP Universitas Negeri RiauRiau

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun