Mohon tunggu...
Tarissa Rahmi
Tarissa Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Saya memilih apa yang pernah saya lihat dan pikirkan menjadi abadi

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Mengapa Harus Membaca Karya Sastra Fiksi?

28 November 2024   18:05 Diperbarui: 28 November 2024   18:47 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin dalam perjalanan membaca karya sastra fiksi, kita akan bertemu dengan beberapa buku yang kurang cocok. Atau bahkan kurang minat hingga tidak ingin menamatkannya. Saya pribadi pun pernah menemukan buku yang menurut saya kurang manarik minat saya untuk menghabiaskannya, bahkan baru beberapa lembar saja. Akan tetapi, saya percayai bahwa setiap karya tulis, pasti mengandung sebuah pesan. Penulis akan selalu memiliki maksud untuk menyampaikan cerita ceritanya.

4. Melihat dan Memahami Pengetahuan Baru

Kata 'baru' di sini bukan berarti bersifat futuristik semata. Lebih tepatnya menjelaskan mengenai peristiwa yang baru kita ketahui. Seperti ketika saya membaca Ruang Bagi Perempuan (A Room of One's Own) karya Virginia Wolf. Sebetulnya ini adalah esai mengenai ruang yang teramat terbatas bagi perempuan pada abad 20-an. Kemudian saya mencari tahu bahwa Wolf adalah salah satu penulis perempuan yang hebat, hingga saya menemui satu fakta. Di akhir hidupnya, Wolf menceburkan diri di sungai Ouse dengan mengantongi bebatuan besar akibat depresi berat.

Sebetulnya banyak manfaat lain yang dapat kita peroleh ketika membaca sebuah karya tulis. Baik buku self improvement ataupun karya sastra fiksi pasti akan menemukan pembacanya sendiri sesuai dengan kepentingan mereka. Sesama pembaca, baiknya tidak merendahkan bacaan orang lain dan mampu saling menghargai karena kebutuhan yang berbeda. Selamat membaca!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun