Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata "museum"? Bagi aku, museum bukan hanya sekadar tempat penyimpanan barang bersejarahan. Lebih dari itu! Museum bagiku adalah bentuk nyata dari kepedulian generasi dalam melestarikan budaya. Kali ini aku akan mengupas isi Museum Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru berdiri sejak tahun 2001, artinya sudah 19 tahun museum ini berdiri di bumi Banua. Banyak peninggalan bersejarah yang bisa kalian temukan disini. Berikut penjelasan rinci mengenai peninggalan bersejarah yang ada di Museum Lambung Mangkurat:
"Kitab Sabilal Muhtadin merupakan karya hebat Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, seorang tokoh agama yang berasal dari Kerajaan Banjar. Kitab ini tentang ilmu fiqih yang berisi tentang hubungan manusia dengan Allah seperti sholat, puasa, zakat dan haji serta hubungan sesame makhluk antara lain jual beli, pernikahan, waris, mengurus jenazah, dll. Kitab ini telah menjadi sumber belajar baik di sekolah biasa maupun pesantren bahkan sampai ke negeri Brunei, Malaysia, dan Patani Thailand. Kitab ini ditulis pada tahun 1193 H/ 1780 M pada zaman Sultan Tahmidillah bin Sultan Tamjidillah”
“Meriam merupakan senjata yang digunakan pada waktu perang antara lascar kerajaan Banjar dengan Belanda. Meriam ini sudah termasuk senjata modern karena menggunakan mesiu agar dapat ditembakkan dengan jarak yang cukup jauh”