Ada yang datang tiba-tiba
mengetuk pintu yang terlalu lama terabaikan
bukan, bukan tamu yang sedang di tunggu oleh pemilik pintu
namun seekor merpati putih dengan mata yang menyilaukan
tertender sebuah surat di balik kaca-kaca berembun
yang menunggu selalu saja berfikir masa lalu
namun ternyata yang lain pun hadir meminta hidup
yang datang mengusik kesabaran dalam tirai tirai senja
sesaat terdiam sejenak,
yaaa bahwa memang akan hadirnya masa seperti ini
siapkah??
ahh, jangan mendekat
jangan biarkan hati terlampau jauh memandang beda
sehingga tercipta asa untuk menuai kebersamaan
jangan, ini belum waktunya untuk kita bersua
sebab bukankah hati teramat tipis dengan ketukan,
lalu kau ingin menancapkan janji di bawah ketidakpastian?
sungguh, ingatlah kembali janji-Nya
bukankah perasaan akan terbunuh
kala hanya ada dusta yang ku bawa di setiap langkahku
setiap langkah untuk duduk di lingkaran yang penuh berkah
hanya untuk ketidakpastian bersamamu
lalu kelak di ujung masa tertera sudah
sesal dan tangis tiada lagi artinya
dan bukankah juga ilmu yang selama ini ada menjadi sia-sia
ilmu tentang wajibnya menunggu; menjaga
hanya sebuah kesenangan semata bersamamu
tidak, aku tidak bisa memberi balasan pada surat yang kau bawa
maafkanlah ketika ternyata hati teramat lukanya
sebab yang ku jumpai pesanmu adalah kecewa
dan aku tak mampu memberi warna pada jinggamu
ketahuilah, neraka teramat pedihnya dan surga teramat manisnya
jangan biarkan aku menjadi penyebab kau merasakan azabNya
dan ku pinta jadikanlah aku yang membawamu ke surgaNya
sungguh, cinta dan rasa takut telah menjangkau kesadaranku
maka maafkanlah sebab aku hanya ingin melihat kebaikan pada dirimu..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H