Mohon tunggu...
Rahmi Damayanti
Rahmi Damayanti Mohon Tunggu... -

embun di pagi buta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan Mendekat

1 Agustus 2012   18:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:20 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang datang tiba-tiba

mengetuk pintu yang terlalu lama terabaikan

bukan, bukan tamu yang sedang di tunggu oleh pemilik pintu

namun seekor merpati putih dengan mata yang menyilaukan

tertender sebuah surat di balik kaca-kaca berembun

yang menunggu selalu saja berfikir masa lalu

namun ternyata yang lain pun hadir meminta hidup

yang datang mengusik kesabaran dalam tirai tirai senja

sesaat terdiam sejenak,

yaaa bahwa memang akan hadirnya masa seperti ini

siapkah??

ahh, jangan mendekat

jangan biarkan hati terlampau jauh memandang beda

sehingga tercipta asa untuk menuai kebersamaan

jangan, ini belum waktunya untuk kita bersua

sebab bukankah hati teramat tipis dengan ketukan,

lalu kau ingin menancapkan janji di bawah ketidakpastian?

sungguh, ingatlah kembali janji-Nya

bukankah perasaan akan terbunuh

kala hanya ada dusta yang ku bawa di setiap langkahku

setiap langkah untuk duduk di lingkaran yang penuh berkah

hanya untuk ketidakpastian bersamamu

lalu kelak di ujung masa tertera sudah

sesal dan tangis tiada lagi artinya

dan bukankah juga ilmu yang selama ini ada menjadi sia-sia

ilmu tentang wajibnya menunggu; menjaga

hanya sebuah kesenangan semata bersamamu

tidak, aku tidak bisa memberi balasan pada surat yang kau bawa

maafkanlah ketika ternyata hati teramat lukanya

sebab yang ku jumpai pesanmu adalah kecewa

dan aku tak mampu memberi warna pada jinggamu

ketahuilah, neraka teramat pedihnya dan surga teramat manisnya

jangan biarkan aku menjadi penyebab kau merasakan azabNya

dan ku pinta jadikanlah aku yang membawamu ke surgaNya

sungguh, cinta dan rasa takut telah menjangkau kesadaranku

maka maafkanlah sebab aku hanya ingin melihat kebaikan pada dirimu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun