Pernah ku mendengar gongongan anjing bersaut satuan..berisik skali memang tp itu tak memekakkan telingaku apalagi menganggu fikiranku. Ini sangat jauh berbeda ketika aku mendengar suara manis manusia yang sering sekali meneriakkan janji-janji yg pada akhirnya tidak bisa direalisasi, dan itu sangat memekakkan telinga hingga membuat pilu hati.
Pernah ku mendengar pengakuan seorang maling miskin yang dengan jujur bilang bahwa dia tidak tau agama atw aturan lain, tpi yg dia tahu adalah bagaimana anak dan istrinya tidak kelaparan. Dan aku lebih menghargai tindakannya dibandingkan tindakn seorang yg aku anggap terhormat mengerti agama tapi berkhianat terhadap sodaranya sndiri
Ya Tuhan…mengapa jarang manusia yg menyadari kl apa yang telah ia lakukan(akibat tindakannya ),yang merobek nilai-nilai kebaikan universal, terjadi juga pada dirinya atau pada anaknya atw pada keluarganya
Ya Tuhan aku tahu memang manusia adalah makhluk pelupa sehingga ia jarang ingat kalu apa yang ia lakukan ( tindakan yang merobek nilai-nilai kebaikan universal) itu berarti mengkhianati dirinya sendiri yg telah melakukan perjanjian primordial dengan Engaku yg menyebarkan ruh-ruhMu pd setiap makhluk , dan secra otomatis ia mengkhianati Mu.
Ya Tuhan memang manusia kurang faham kalau didalam dirinya tidak hanya fikiran yg ada, tetapi ada air, angin, api, tanah dan unsur-unsur lain yang sedianya hanya mau tunduk pada kebaikan universal dan tentu saja tunduk kepada Pemiliknya, Engkau. Dan juga jarang menyedari kalau unsure-unsur tersebut bisa saja berdemo ketika mereka tidak lagi digunakan untuk tunduk kepada Nya. Atw tidakkah / seringkah manusia bayangkan ketika mereka yang ada di dalam diri manusia tidak rela/ridha ketika manusia melakukan tindakan yang merobek nilai-nilai kebaikan universal tersebut?lalu apa yang terjadi kemudian dgn pertanggungjawaban manusia itu?
Ya Tuhan..dalam sebuah pelajaran aku pernah mendengar bahwa najis menurut kaum ‘arif bukan hanya air liur anjing, tetapi perbuatan manusia yang merobek nilai-nilai kebaikan universal , berkhiat atw janji palsu , misalnya, juga termasuk najis. Dan orang yg berhadas atau terkena najis, tidak boleh memasuki tempat sholat, smentara stiap titik bagian bumi ini adalah tempat sujud/sholat, lalu tidakkah manusia sadar ketika mereka melakukan tindakan pengkhiatan misalnya, dia tidak boleh ada di bumi, lalu dimana ia bisa berpijak sebelum dia berhadas?
Ya Tuhan ..aku tahu Engkau telah mengutus para RasulMu untuk mengingatkn manusia untuk terhindar dan terselamatkan dari berbuat hal-hal tersebut di atas meskipun mereka menjalani tugasMu dengan tidak hanya cucuran keringat tapi juga darah dan airmata…tidak ada yang ku baca dari kisah-kisah mereka hidup “bernyaman-nyaman ria”. Mulai dari Adam sampai Muhammad, penuh dgn “penderitaan” dan terus dalam perjuangan
Ya Tuhan aku sadaar bahwa Engkau ceritakan tentang mereka dalam kitabMu bukan hanya sebagai pengantar tidurku, tpi sebagai contoh yang seharusnya aku bisa berbuat apa yang telah mereka buat…tetapi ya Tuhan aku sebisanya sadar kl aku tidak punya kekuatan kecuali kekuatanMu, maka berilah selalu kekuatanMu agar aku bisa mencontoh mereka untuk teerus berjuang dalam menghindaari perbuatan-perbuatan yang merobek nilai-nilai kebaikan universal agar air, api, angin tanah dan semua unsure di dalam diriku ridha berada di dalam diriku..agar aku bisa berpijak di bumi ini untuk terus sujud kepada MUdan agar Engkau juga bisa tersenyum kepadaku sebagaimana tujuan awal Kau ciptakan aku, untuk melihat diriMu sendiri….
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI