Mohon tunggu...
RAHMI MUSANNADAHADAM
RAHMI MUSANNADAHADAM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswi poltekkes kemenkes makassar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Fast Food Terhadap Kesehatan Mental

21 Agustus 2024   11:32 Diperbarui: 21 Agustus 2024   11:37 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Makanan fast food telah menjadi bagian integral dari gaya hidup modern, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Cepat, praktis, dan tersedia di mana-mana, makanan jenis ini menawarkan kenyamanan yang sulit ditolak. Namun, di balik rasa yang menggugah selera, tersembunyi dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental. Artikel ini akan membahas bagaimana konsumsi fast food dapat memengaruhi kesehatan mental.

fast food memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan psikologis dan mental seseorang. Makanan ini tidak hanya membuat Anda gemuk, tetapi juga memberikan efek buruk pada kesehatan mental Anda. Mereka merusak otak Anda dan membuat Anda menderita penyakit mental. Fast food juga mempengaruhi hormon terutama neurotransmitter di otak. Inilah yang menyebabkan gangguan mental pada Anda.

Fast food dirancang untuk menjadi sangat menggugah selera, dengan kombinasi gula, garam, dan lemak yang dapat menyebabkan efek adiktif. Ketika seseorang sering mengonsumsi makanan seperti ini, mereka mungkin mengalami pola makan kompulsif yang juga mempengaruhi kesejahteraan mental.

1. Fast Food dan Komposisi Gizi yang Rendah Fast food umumnya tinggi akan kalori, lemak jenuh, gula, dan garam, namun rendah akan nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral. Kekurangan gizi penting ini dapat berkontribusi pada gangguan kesehatan mental. Misalnya, asupan lemak jenuh yang tinggi telah dikaitkan dengan peradangan otak yang dapat memengaruhi suasana hati dan fungsi kognitif.

2. Keterkaitan Fast Food dengan Depresi Berbagai studi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi fast food dengan peningkatan risiko depresi. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Public Health Nutrition menemukan bahwa orang yang mengonsumsi fast food secara teratur memiliki risiko 51% lebih tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh dampak fast food terhadap regulasi gula darah dan keseimbangan kimia otak, seperti serotonin.

3. Pengaruh Fast Food terhadap Stres dan Kecemasan Kandungan gula dan garam yang tinggi dalam fast food juga dapat mempengaruhi tingkat stres dan kecemasan. Peningkatan kadar gula darah secara tiba-tiba dapat menyebabkan lonjakan energi diikuti oleh penurunan yang tajam, yang dapat memicu gejala kecemasan. Selain itu, asupan garam yang berlebihan dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan meningkatkan tekanan darah, yang sering kali berhubungan dengan peningkatan stres.

4. Dampak Jangka Panjang pada Fungsi Otak Konsumsi fast food yang berlebihan juga dapat memengaruhi fungsi otak dalam jangka panjang. Diet tinggi lemak jenuh dan gula diketahui dapat mempengaruhi neurogenesis, yaitu proses pembentukan sel saraf baru. Hal ini dapat berdampak negatif pada memori dan kemampuan belajar, serta meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.

5. Fast Food dan Pola Makan Tidak Sehat Sering mengonsumsi fast food juga dikaitkan dengan pola makan yang tidak sehat secara keseluruhan. Ketergantungan pada makanan cepat saji dapat menyebabkan penurunan konsumsi makanan bergizi, seperti buah-buahan, sayuran, dan ikan, yang penting untuk kesehatan mental. Pola makan yang tidak seimbang ini dapat memperburuk kondisi mental, termasuk depresi dan kecemasan.

Kesimpulan

Konsumsi fast food secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Untuk menjaga kesehatan mental yang baik, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi, termasuk sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein sehat. Mengurangi konsumsi fast food dan menggantinya dengan makanan yang lebih bergizi dapat membantu memperbaiki mood, mengurangi risiko depresi, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun