Mohon tunggu...
Rahmi OksaChandra
Rahmi OksaChandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Oksa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Komparatif Paradigma Pembangunan Ekonomi

31 Oktober 2022   19:52 Diperbarui: 31 Oktober 2022   19:55 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Pembangunan ekonomi menjadi bidang ilmu ekonomi setelah perang dunia kedua, terutama di negara-negara dunia ketiga yang berusaha untuk mencapai kemerdekaan. Berbagai pihak telah mencatat aspek penting dari strategi pembangunan ekonomi liberal. Mereka percaya bahwa strategi ini dapat membawa tentang perubahan positif. secara politik, ekonomi, dan sosial. Filsafat kapitalis, juga dikenal sebagai filsafat pasca-klasik, dan filsafat Marxis, juga dikenal sebagai filsafat radikal, yang keduanya menganut pedoman ilmu sosial yang ketat, telah mampu mempengaruhi banyak pandangan hidup manusia hingga saat ini. Kedua aliran filosofis ini tidak jarang terjadi dalam perekonomian.

Perdagangan bebas, kepemilikan bebas, kekuatan pasar bebas, dan tingkat pertumbuhan adalah cikal bakal filsafat pasca-klasik, salah satu contoh teori yang dikembangkan oleh kedua filsafat tersebut. Teori sosialisme muncul pada saat Marxisme sedang dikembangkan. Menurut teori ini, tujuan sosialisme adalah menghapuskan hak milik pribadi sehingga kepentingan bersama lebih diutamakan daripada keuntungan individu.

Karena sistem ekonomi kapitalis memungkinkan si kaya mengeksploitasi si miskin dan sistem ekonomi sosialis membolehkan si miskin merampas kekayaan si kaya, kedua filosofi ekonomi mengklaim telah gagal dan tidak bisa mengatasi masalah saat ini.

Wan Daud mengklaim bahwa sistem ekonomi bersifat kebinatangan—yaitu mengutamakan keinginan ekonomi dan menegaskan bahwa hanya penguasa politik dan ekonomi yang dapat menentukan kebenaran. Menerapkan salah satu atau kedua filosofi ekonomi ini akan mendorong orang untuk menempatkan nilai tinggi pada kekayaan materi. atas pertimbangan lain seperti moralitas dan etika untuk mencapai kesuksesan materi.

  • Pembangunan ekonomi dalam perspektif Islam

Dari kata bangun, frasa "membangun" atau "berkembang", yang berarti "membangun", "membangun", "meningkatkan", "membuat kemajuan", dan "berkembang", muncul istilah linguistik. "pengembangan."maju atau maju

Jika mengacu pada firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam Al-Qur'an, kalimat murka hidup dijadikan sebagai dasar istilah pembangunan, seperti ungkapan yang menyampaikan gagasan panjang umur. lebih (Alif sin dan ta), menjadi ista'mara, yang berarti menghidupkan atau menghidupkan, memakmurkan, membangun, atau membersihkan tanah mati.

Menurut Surah Hud ayat 61, firman Allah SWT, dia menciptakan Anda dari bumi dan memerintahkan Anda untuk makmur di sana. Dari sudut pandang Islam, perkembangan epistemologis membuat orang lebih sadar akan tanggung jawabnya terhadap berbagai masalah dan kodrat. urutan keutamaan yang sah, dan amal perbuatan yang ikhlas, berhikmah berani sederhana dan adil.

  • Tasawur ideologi Islam sebagai asas pembangunan ekonomi

Islam bukan hanya agama tetapi juga aturan sosial dan aturan hidup yang lengkap yang mencakup dua prinsip, yaitu akidah dan Syariah. Islam sebagai tasawuf, ideologi umat Islam, bersifat universal. Keyakinan hati bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dan bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah utusannya disebut aqidah. Setiap Muslim percaya bahwa mengikuti semua aturan Allah akan menang di dunia dan di akhirat, sedangkan mengabaikannya akan menghasilkan kesengsaraan abadi.

Firman Allah subhanahu wa ta'ala tersebut di atas, termasuk ayat-ayat tentang gagasan kemakmuran bumi, menjadi landasan dasar bagi ideologi pembangunan Islam. Al-Qur'an, yang ditulis oleh Abu Bakar Al Qurthubi, mengacu pada Perintah kepada umatnya untuk mengelola dan memakmurkan bumi, mirip dengan kalimat pembangunan dalam Al jami' liah kami.Ibn Al-Rabi berpendapat bahwa arti kalimat ini adalah kewajiban untuk menjaga bumi Allah. Abu Bakar al-Baqilani sependapat dengan mengatakan bahwa kalimat dengan pengertian istafala dalam bahasa Arab lisan berarti perintah untuk melakukan suatu tindakan atau wazn yang bermaksud untuk mengubah suatu tindakan. Aktif menggantikan pasif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun