Mohon tunggu...
rahmelianuraini
rahmelianuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Rahmelia Nur Aini hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Farmasi sebagai motor penggerak inovasi untuk memperkuat kemandirian kesehatan nasional

18 Desember 2024   13:21 Diperbarui: 18 Desember 2024   13:32 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Integrasi nasional merupakan konsep dasar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, yang dikenal dengan keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa. Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan keberagamannya. Dari segi geografis, Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, dengan lebih dari 270 juta penduduk yang terdiri dari berbagai suku, agama, bahasa, dan budaya. Keberagaman ini tentu memberikan tantangan tersendiri dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, integrasi nasional menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa setiap elemen masyarakat merasa menjadi bagian dari satu kesatuan yang utuh. Integrasi nasional bukan hanya soal menghubungkan berbagai kelompok masyarakat yang berbeda, tetapi juga tentang memastikan bahwa setiap individu di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap kesempatan dan sumber daya yang tersedia. Salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan ini adalah bidang kesehatan. Ketika seluruh masyarakat baik yang berada di kota-kota besar maupun di daerah terpencil, memiliki akses yang setara terhadap layanan kesehatan, maka rasa persatuan dan keadilan sosial akan semakin kokoh. Dalam konteks ini, bidang farmasi memiliki peran yang sangat vital. Farmasi bukan hanya tentang penyediaan obat, tetapi juga mencakup penyediaan informasi kesehatan yang tepat, pelayanan yang terjangkau, serta penelitian yang mendukung kemandirian dalam bidang kesehatan.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia dalam bidang kesehatan adalah ketergantungan pada impor obat dan bahan baku farmasi. Saat ini, lebih dari 90 persen bahan baku obat yang digunakan di Indonesia berasal dari luar negeri. Ketergantungan ini membuat Indonesia sangat rentan terhadap berbagai faktor eksternal, seperti fluktuasi harga, gangguan pasokan global, dan ketidakstabilan politik di negara penghasil bahan baku. Misalnya, selama pandemi COVID-19, negara-negara penghasil bahan baku farmasi mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan domestik mereka, sehingga hal tersebut juga turut mempengaruhi pasokan obat di Indonesia. Ketika pasokan obat terganggu, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh bidang kesehatan, tetapi juga mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu mengambil langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan tersebut. Dalam hal ini, Unissula berperan penting dalam mendukung pengembangan riset farmasi berbasis bahan lokal untuk mewujudkan kemandirian farmasi Indonesia.
Kemandirian farmasi menjadi kunci untuk memastikan bahwa negara Indonesia mampu memenuhi kebutuhan obat-obatan dari dalam negeri. Mengembangkan industri farmasi yang mandiri akan memperkuat daya tahan negara terhadap berbagai situasi darurat, seperti bencana alam, wabah penyakit, atau krisis ekonomi global. Selain itu, kemandirian farmasi juga akan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, yaitu dengan menurunkan harga obat dan meningkatkan aksesibilitasnya, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah-daerah terpencil. Oleh karena itu, kolaborasi antara akademisi, seperti yang dilakukan Unissula, dan industri farmasi akan sangat penting untuk mempercepat inovasi di bidang ini.
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang sangat melimpah, termasuk di bidang keanekaragaman hayati. Keanekaragaman flora di Indonesia sangat besar, dengan ribuan tanaman yang telah digunakan oleh masyarakat adat untuk tujuan pengobatan. Tanaman-tanaman ini, yang dikenal dalam pengobatan tradisional, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi obat-obatan modern. Misalnya, tanaman seperti temu lawak, sambiloto, dan daun sirsak telah digunakan secara turun-temurun untuk mengobati berbagai penyakit. Namun, potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal dalam pengembangan obat modern. Untuk memanfaatkan potensi ini, perlu dilakukan support/dukungan terkait riset farmasi berbasis bahan lokal. Penelitian yang lebih mendalam tentang efektivitas dan keamanan tanaman obat dapat membuka peluang baru untuk menciptakan obat yang lebih murah, aman, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain itu, pengembangan fitofarmaka berbasis tanaman lokal juga dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor. Namun, untuk mencapai hal ini, dibutuhkan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan industri farmasi. Selain itu, penting bagi pemerintah untuk menyediakan dana riset dan menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan produk farmasi yang berbasis bahan lokal.
Farmasis memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kemandirian farmasi nasional. Sebagai tenaga kesehatan yang berfokus pada obat dan terapinya, farmasis tidak hanya bertanggung jawab dalam mendistribusikan obat, tetapi juga dalam melakukan penelitian dan pengembangan produk farmasi. Peran farmasis dalam riset sangat penting untuk memastikan bahwa obat yang dihasilkan tidak hanya aman, tetapi juga efektif dan terjangkau bagi masyarakat. Selain itu, farmasis juga memiliki peran dalam edukasi kesehatan masyarakat. Farmasis dapat memberikan informasi yang benar dan berbasis bukti tentang penggunaan obat yang aman dan rasional. Hal ini sangat penting, terutama mengingat masih banyak masyarakat yang kurang memahami pentingnya penggunaan obat secara benar. Dengan memberikan edukasi yang tepat, farmasis dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Edukasi ini juga dapat membantu mengurangi masalah penyalahgunaan obat yang sering terjadi di masyarakat.
Salah satu manfaat utama dari kemandirian farmasi adalah meningkatnya aksesibilitas obat bagi masyarakat. Saat Indonesia dapat memproduksi obat sendiri, biaya produksi obat dapat ditekan. Hal ini akan membuat harga obat menjadi lebih terjangkau, sehingga seluruh lapisan masyarakat, baik yang berada di kota besar maupun di daerah terpencil, dapat mengakses obat-obatan dengan harga yang wajar. Aksesibilitas obat yang lebih baik akan membantu mengurangi angka kematian akibat penyakit yang seharusnya dapat disembuhkan dengan obat yang tepat. Selain itu, dengan memastikan obat yang berkualitas tersedia di seluruh wilayah Indonesia, masyarakat akan merasa lebih percaya diri terhadap sistem kesehatan nasional. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi seperti Unissula adalah dengan menyiapkan dan mengirimkan mahasiswa Unissula untuk dapat terjun ke masyarakat.
Kemandirian farmasi tidak hanya memberikan manfaat di bidang kesehatan, tetapi juga dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional. Industri farmasi adalah salah satu bidang yang memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan berkembangnya industri farmasi lokal, Indonesia dapat mengurangi pengeluaran untuk impor obat dan bahan baku farmasi. Hal ini akan mengurangi defisit perdagangan dan memperkuat ekonomi domestik. Selain itu, pengembangan industri farmasi berbasis bahan lokal dapat menciptakan lapangan kerja baru di berbagai bidang, seperti penelitian, produksi, distribusi, dan pemasaran. Dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja di bidang ini, Indonesia akan mendapatkan keuntungan ekonomi yang signifikan. Pengembangan industri farmasi juga dapat menarik investor asing yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, yang pada gilirannya akan mempercepat proses industrialisasi dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Kemandirian farmasi memiliki peran yang sangat besar dalam memperkuat integrasi nasional, karena bidang farmasi yang mandiri tidak hanya berkontribusi pada peningkatan kualitas kesehatan, tetapi juga pada pemerataan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia yang melimpah, mendukung riset farmasi berbasis bahan lokal, dan mengembangkan industri farmasi yang berkelanjutan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan memastikan akses yang lebih baik terhadap obat-obatan bagi seluruh masyarakat. Ketika seluruh masyarakat, baik di kota besar maupun daerah terpencil, memiliki akses yang sama terhadap obat-obatan yang aman dan terjangkau, maka kesenjangan sosial dapat diminimalisir. Hal ini sangat penting dalam menjaga persatuan bangsa, karena kesenjangan kesehatan yang tidak teratasi dapat memperburuk ketidakadilan sosial dan merusak ikatan antara berbagai kelompok masyarakat.
Melalui kemandirian farmasi, Indonesia dapat menciptakan sistem kesehatan yang lebih merata, adil, dan berdaya saing, yang pada gilirannya memperkokoh integrasi nasional. Kemandirian ini bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan rasa kebanggaan terhadap kemampuan bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri. Ketika masyarakat merasa bahwa negara dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk dalam bidang kesehatan, maka rasa persatuan dan nasionalisme akan semakin kuat. Dengan langkah-langkah ini, kemandirian farmasi akan memperkuat integrasi nasional Indonesia, menjadikannya bangsa yang lebih sejahtera dan adil dalam menghadapi tantangan masa depan. Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat integrasi nasional Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi tidak hanya bertugas untuk menghasilkan tenaga terampil dan profesional, tetapi juga berperan sebagai pusat riset, inovasi, dan pemikiran kritis yang mendukung kemajuan bangsa. Dalam konteks integrasi nasional, perguruan tinggi menjadi wadah yang dapat menyatukan berbagai elemen masyarakat, memfasilitasi dialog antar budaya, serta memberikan solusi untuk permasalahan bangsa yang bersifat lokal maupun global. Unissula, sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka, turut berkontribusi dalam mewujudkan tujuan ini dengan mengedepankan pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai keberagaman, toleransi, dan keadilan sosial. Melalui berbagai program pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat, Unissula berperan aktif dalam mengurangi kesenjangan sosial dan memperkuat ikatan antar elemen bangsa. Perguruan tinggi ini tidak hanya menghasilkan lulusan yang siap berkompetisi di tingkat global, tetapi juga mempersiapkan individu yang peka terhadap isu-isu sosial, budaya, dan ekonomi yang dapat mempengaruhi keberlanjutan integrasi nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun