Mohon tunggu...
Rahma Ahmad
Rahma Ahmad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Travel Blogger

Lulusan arsitektur yang pernah melenceng jadi jurnalis dan editor di Kompas Gramedia. Pengarang buku 3 Juta Keliling China Utara dan Discovering Uzbekistan. Penata kata di www.jilbabbackpacker.com.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Plesiran ke Kota Udang Sambil Menjajal Kereta Baru KAI

28 November 2024   21:04 Diperbarui: 28 November 2024   21:59 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun-Alun, salah satu destinasi yang wajib dikunjungi di Cirebon. Foto; Dok. Prbadi

"Please, no no, don't urge me to take a train. Your train is not good enough," tutur Jason, seorang traveler asal Jerman. Kami berkenalan dua minggu lalu di sebuah hostel di Kazakhstan dan ia menanyakan rute terbaik untuk menuju Yogyakarta dari Jakarta. Saya, yang doyan naik kereta api ke mana-mana, tentunya menyarankan naik kereta api saja ketimbang naik bus atau pesawat.

Jason, yang katanya pernah naik kereta dari Surabaya ke Jakarta 10 tahun lalu, mengaku kapok naik kereta di Indonesia. Katanya, selain gerbongnya tak terawat dan cenderung kotor, jadwalnya suka molor. Ia lantas membandingkan dengan kereta Indonesia dengan kereta di Jerman dan negara Eropa lainnya.

Traveler yang sudah bertualang ke banyak negara ini rupanya kurang update dengan kondisi kereta api terkini di Indonesia. Padahal kereta api Indonesia kini sudah banyak berubah dengan banyak inovasi-inovasi baru. Selain jadwalnya yang makin ontime, pelayanan yang makin paripurna, banyak juga kereta-kereta dan gerbong baru. Ada Kereta Panoramic, Kompartemen dan Ekonomi New Generation.

Tapi jujur, ya, walaupun doyan naik kereta, saya belum pernah naik ketiga kereta terbaru itu. Saya hanya pernah menjajal kereta eksekutif dan ekonomi. Untunglah kemarin, bersama Travelling KAI dan Kompasiana, saya diajak jalan-jalan ke Cirebon sambil mencoba beberapa kereta baru milik KAI.

Nostalgia di Ekonomi New Generation Balai Yasa

Legroom kursi di kereta Ekonomi New Generation legaa... Foto; Dok. Prbadi
Legroom kursi di kereta Ekonomi New Generation legaa... Foto; Dok. Prbadi

Masuk ke gerbong ekonomi membuat saya teringat dengan masa silam. Dulu waktu masih usia 20-an, saya dan kawan-kawan kerap menggunakan kereta ekonomi untuk travelling murah meriah ke beberapa kota di Indonesia.

Kereta ekonomi yang kami naiki itu kereta yang seat-nya keras dan tegak 90 derajat, serta tak ada handrail---pembatas dengan penumpang sebelah. Selepas naik kereta, apalagi yang lebih dari 12 jam, punggung kami pegalnya bukan main.

Ditambah lagi, kursinya fix, tak bisa diputar menghadap arah jalan kereta. Alhasil kalau salah pilih nomor seat, sepanjang perjalanan kami harus duduk mundur yang kadang membuat kepala kami pusing tujuh keliling.

Tapi sejak 2023 kemarin, ada kereta Ekonomi New Generation New Generation Balai Yasa. Saya sempat mencobanya kemarin di setengah perjalanan menuju Cirebon. Dibanding kereta ekonomi yang dulu saya sering naiki, yang ini sangat-sangat-sangat jauh berbeda.

Interior kereta Ekonomi New Generation. Foto; Dok. Prbadi
Interior kereta Ekonomi New Generation. Foto; Dok. Prbadi

Interiornya didesain dengan baik dan modern, beda jauh dengan yang dulu yang hanya polos dan warnanya kecoklatan. Mirip dengan kereta eksekutif kalau menurut saya. Apalagi ada aksen kayu di bagian jendela dan lighting di plafonnya. Keren, sih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun