Mohon tunggu...
Rahma Ahmad
Rahma Ahmad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Travel Blogger

Lulusan arsitektur yang pernah melenceng jadi jurnalis dan editor di Kompas Gramedia. Pengarang buku 3 Juta Keliling China Utara dan Discovering Uzbekistan. Penata kata di www.jilbabbackpacker.com.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kota Bogor, Bukan Cuma Kebun Raya dan Soto Kuning Suryakencana

30 Oktober 2022   16:54 Diperbarui: 30 Oktober 2022   18:04 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buitenzorg.

Begitu orang Belanda dulu mengenal nama kota yang terletak 59 km selatan Jakarta ini. Kota yang kini dijuluki sebagai Kota Hujan, Kota Seribu Angkot, ataupun Kota Asinan.

Ya, Kota Bogor.

Ada banyak versi mengenai asal usul nama Bogor. Salah satunya adalah nama Bogor ini berasal dari bahasa Belanda "Buitenzorg" yang berarti "tempat yang damai yang jauh dari segala hiruk pikuk". Orang pribumi  sulit mengucapkan kata Buitenzorg sehingga akhirnya kata Buitenzorg berubah menjadi Bogor.

Kota Bogor menjadi tempat favorit para penggede Belanda sejak tahun 1744, sejak Gubernur Jendral Belanda bernama Gustaaf Willem Baron Van Imhoff mendirikan rumah peristirahatan di kota ini. 

Menurut cerita yang beredar, ia dan rombongan sebenarnya sedang menuju Puncak untuk mencari lokasi yang cocok digunakan sebagai tempat peristirahatan Gubernur Jenderal. Di tengah perjalanan, ia singgah di Kota Bogor dan kemudian jatuh hati pada kota ini. Menurutnya Kota Bogor  cocok karena letaknya tidak terlampau jauh dari Batavia dan udaranya dingin, tidak seperti di Batavia yang panas.

Gubernur Jenderal keturunan Jerman ini langsung memerintahkan pembangunan gedung untuk tempat tinggal para gubernur jenderal yang kini menjadi Istana Bogor. Istana ini kemudian dirapikan kembali oleh Gubernur Jenderal Daendels. Konon, Para gubernur jenderal ini pergi ke Bogor dengan kereta kuda yang ditarik dua sampai empat ekor kuda.  

Sejak itulah, Belanda menguasai kota Bogor dan meninggalkan banyak "jejak" bangunan historik di sana. 

Peninggalan Belanda inilah yang menarik minat banyak pelancong dari Jakarta untuk datang ke kota Bogor, termasuk saya yang bolak-balik ke Bogor dan menyusuri bangunan-bangunan bergaya arsitektur kolonial di pusat Kota Bogor. Mulai dari stasiun Bogor, kapel Regina Pacis, Gereja Kathedral Bogor, istana Bogor, hingga kemudian berakhir di Surya Kencana untuk menikmati semangkuk soto kuning di sana. 

Tapi ternyata, Kota Bogor bukan hanya punya peninggalan Belanda atau soto kuning di Suryakencana. Kota ini punya kampung-kampung wisata yang menarik untuk didatangi. Ini di antaranya.

Kampung Batik Cibuluh

Pembatik di Kampung Batik Cibuluh (dok.rahma ahmad)
Pembatik di Kampung Batik Cibuluh (dok.rahma ahmad)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun