Saat traveling, backpackeran, ataupun jalan-jalan ke luar negeri, mencari makanan halal bagaikan sebuah PR yang terkadang sulit. Apalagi kalau traveling ke negara di mana agama Islam menjadi agama minoritas.
Namun, di manapun berada, makanan halal tetap yang utama. Bagaimana cara menemukan makanan halal ketika traveling? Simak tip yang saya padukan dari pengalaman saya, Ratu Anindita (presenter, istri Mario Iriwinsyah), dan Chef Herman (pendiri Chef Halal dan Dapurhalal.com). Saya bertemu mereka dalam acara Women's Day yang diselenggarakan Hijup Jumat lalu. Inilah tipnya
1. Browsing soal Restoran HalalÂ
Info soal makanan halal bisa dicari dari blog-blog orang yang sudah pernah pergi ke sana. Selain itu, ada beberapa situs yang biasa saya gunakan ketika mencari makanan halal, antara lain halal will travel will atau blog saya www.jilbabbackpacker.com. Jika bergabung di komunitas, baik lokal maupun internasional, jangan ragu bertanya. Pasti akan ada yang menjawab!
Jangan seperti yang saya lakukan ya, ketika dulu pertama kali jalan-jalan di London. Gara-gara waktu mepet, saya ga browsing apa-apa soal restoran halal. Alhasil, di hari terakhir di sana, baru saya sadari kalau di depan Tune Hotel yang saya inapi ada restoran halal milik orang Mesir. Hadeeeh....
2. Cari Masjid
Biasanya di sekitar masjid terdapat komunitas muslim dan restoran halal. Seperti halnya di Niu Jie Mosque di Beijing, di sekitarnya ada makanan restoran dan supermarket halal (cari yang ada tulisan arabnya ya). Di Seoul, makanan halal bisa dicari di sekitar Masjid Itaewon. Di Guilin, makanan halal ada di area dekat Chongsan Guilin Mosque.
Kalaupun tak menemukan restoran, biasanya di mesjid ada orang yang bisa ditanyai. Kalau beruntung, kamu bisa diajak mampir dan makan gratis di rumah mereka! (wkwkw...ini jangan ditiru ya, tapi lumayan kan buat irit ongkos makan).
3. Cari Restoran Seafood atau Vegetarian
Jika tak menemukan restoran halal, atau restorannya letaknya jauh dan kamu sudah  kelaparan berat, carilah restoran seafood dan belilah menu yang sederhana alias dimasak dengan tidak macam-macam. Misalnya ikan bakar, ikan goreng, cumi bakar.Â
Jangan membeli menu yang melibatkan proses masak yang kompleks, apalagi yang tak familiar, karena menurut Chef Herman menu yang dimasak dengan sederhana umumnya aman dari bahan haram (alkohol, sake, arak, minyak hewani, dsb). Jika tak yakin, minta sang chef untuk memasak makananya tanpa arak atau alkohol.
Bagaimana dengan restoran vegetarian. Apa tidak ada kemungkinan bahan haram digunakan di restoran vegetarian? Mengutip pendapat Lukmanul Hakim, Dirut Eksekutif LPPOM MUI seperti yang dilansir oleh Republika.com, sebelum makan di restoran vegetarian, lihat dulu yang dianut pengelola restoran tersebut. Ada restoran vegetarian yang moderat, masih membolehkan penggunaan susu dan bahan turunan hewani. Jenis restoran seperti inilah yang harus dihindari karena bisa saja mereka menggunakan bahan turunan hewani yang haram, misalnya gelatin.
4. Cari Supermarket dan Makan Buah
Ini selalu saya lakukan saat darurat dan untuk mengganjal perut, sebelum menemukan restoran halal. Â Atau untuk mengganti menu makan malam. Bisa sekalian diet, kan?