Dari fakta social yang kita lihat pada masa kini masalah pertama yang menjadi factor utama dalam penguasaaan materi pembelajaran para guru-guru sosiologi di SMA ialah bahwa kebanyakan guru-guru pengampu mata pelajaran Sosiologi diSMA tidak memiliki latar belakang dan kompetensi untuk mengajar mata pelajaran Sosiologi. Hal ini dikarenakan sebagian besar ( 88% ) guru sosiologi mempunyai latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan . Sebagian dari guru pengampu mata pelajaran Sosiologi berlatar belakang Pendidikan Geografi, Sejarah, PKn, Agama, dan Ekonomi. Mereka mungkin bisa mengajar, namun sebenarnya jiwa Sosiologi hanya dapat diberikan oleh mereka yang bertahun-tahun menggeluti ilmu Sosiologi. Bahkan bukan cuma tidak memiliki jiwa Sosiologi, ada pula guru yang kurang memahami beberapa materi dalam mata pelajaran Sosiologi, terutama untuk yang sifatnya teknis seperti metodologi penelitian sosial..peningkatan kompetensi guru melalui pendidikan lanjutan (S-2 atau S-3 Sosiologi) dan mengikuti berbagai macam pelatihan adalah jalan keluar atau solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan buruknya kualitas sumber daya manusia guru-guru mata pelajaran Sosiologi SMA.
Kemudian masalah yang kedua yaitu tentang Materi Sosiologi yang diberikan guru tertuang dalam Standat Isi dan secara lebih rinci ditulis buku teks / bahan ajar mata pelajaran Sosiologi kurang realistis dan kurang jelas apa yang hendak dicapai. Dalam jangka waktu yang sangat pendek, siswa dipaksa untuk menguasai materi yang sangat banyak dan penuh dengan berbagai konsep abstrak yang sebagian tidak konstektual. Materi pelajaran Sosiologi di SMA kebanyakan berisi berbagai definisi yang kurang relevan dengan situasi sehari-hari masyarakat Indonesia, termasuk kehidupan siswa.Kalau hal ini terjadi, maka akan memaksa seluruh siswa untuk kenjadi Sosiolog. Jangankan mereka tertarik menjadi Sosiolog, siswa malah menjadi semakin jenuh karena otak siswa dijejali dengan berbagai definisi, mulai interaksi sosial, sosialisasi, nilai dan norma sosial, penyimpangan sosial, pengendalian sosial dan lain-lain. Konsep-konsep tersebut terpaksa siswa hapalkan tanpa tah apa relevansinya bagi kehidupan mereka. Dengan materi seperti sekarang ini, siswa Cuma menghapalkan konsep-konsep dalam Sosiologi untuk keperluan ulangan atau ujian semata. Dan setelah selesai ujian/ulangan, selesai juga konsep itu melekat dalam otak siswa.
oleh karna itu mata pelajaran Sosiologi yang diberikanseharusnya dirancang sebagai mata pelajaran yang sederhana dan mengasyikkan bagi siswa. Dengan bantuan beberapa konsep yang sederhana dan tidak disusun bak mantra yang harus dihapalkan oleh siswa, sehingga Sosiologi seharusnya menjadi alat analisa yang membantu siswa untuk memahami, menilai dan merespon secara kritis dinamika dan perubahan sosial yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah yang ketiga yaitu, Metode Pembelajaran yang digunakan olehguruSosiologi
dapat kita dilihat bahwa metode pembelajaran yang banyak dilakukan oleh guru-guru Sosiologi adalah metode ceramah berdasarkan teks. Pada metode ini, siswa mendengarkan dan mencatat materi yang dijelaskan guru di depan kelas melalui metode ceramah Hal ini menyebabkan siswa menjadi jemu danproses pembelajarannya menjadi kurang diminati oleh siswa, Namun demikian metode ini sering digunakan oleh guru-guru Sosiologi SMA karena metode ini dinilai merupakan cara yang paling aman bagi guru untuk menutupi ketidakmampuannya. Hal ini juga merupakan cara yang paling ampuh juga untuk membungkam pertanyaan-pertanyaan kritis siswa yang jawabannya tidak ada di dalam buku teks yang menjadi pegangan guru.
bahwa Sosiologi merupakan ilmu tentang masyarakat. Pemahaman, penilaian, respon atas persoalan masyarakat tentu saja tidak bisa disusun semata-mata di dalam ruang belajar melalui ceramah atas dasar buku teks saja. Di ruang kelas, siswa memang harus memahami berbagai konsep Sosiologi. Namun siswa juga harus didorong untuk mengaitkan / menghubungkan konsep-konsep tersebut melalui berbagai macam kegiatan lapangan (pengamatan/observasi, survei sederhana, analisis isi media dan sabagainya) yang hasilnya ditulis untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas sebagai bahan diskusi. Dengan cara seperti ini, siswa bukan saja bisa bersikap kritis terhadap konsep-konsep Sosiologi, namun juga terhadap dinamika sosial yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (mempertanyakan, menganalisa dan tidak menutup kemungkinan siswa dapat memberikan tawaran alternatif atas berbagai konsep-konsep Sosiologi yang berhubungan dengan permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.
Kalau metode pembelajaran Sosiologi ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran Sosiologi SMA, maka Sosiologi bisa menjadi mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Oleh karna itu dalam rangka mengembangkan penguasaan materi yangdimilikinya guru harus memiliki Kompetensi, baik kompetensi paedagogik, kepribadian, sosial maupun kemampuan profesional , guru diharapkan selalu meningkatkan profesionalitas melalui berbagai kegiatan ilmiah guru yang bertujuan untuk menambah wawasan, pengalaman dan inovasi dalam pembelajaran di kelas (khususnya pemanfaatan komputer dan internet dalam pembelajaran dan inovasi dalam pembuatan bahan ajar yang menarik, inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi peserta didik). Peningkatan Profesionalitas Guru dalam MerancangPembelajaran Sosiologi yang Inovatif, Kreatif memiliki tujuan yang iantara lain:Memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan guru Sosiologi, Meningkatkan kemampuan guru dalam merancang Pembelajaran Sosiologi yang Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan bagi Peserta Didik, Meningkatkan ketrampilan dan kemampuan guru dalam pemanfaatan komputer dan internet dalam proses pembelajaran di kelas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H