Mohon tunggu...
Rahma Widyanti Chaniago
Rahma Widyanti Chaniago Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP SILIWANGI

Seorang Muslimah Yang Gemar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Definisi Drama

6 April 2024   21:40 Diperbarui: 6 April 2024   21:47 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa itu drama? Drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti perbuatan perlakuan, tindakan atau aksi. drama mengandung arti yang cukup luas ditinjau sebagai salah satu genre sastra atau sebagai cabang kesenian yang cukup mandiri.

Drama merupakan sebuah tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan di atas panggung. Melihat drama, penonton seolah melihat kejadian dalam masyarakat. Konflik yang disajikan dalam drama sama dengan konflik batin mereka sendiri. Drama juga merupakan sebagai potret manusia, keadaan suka duka, pahit manis, hitam putih kehidupan manusia.

Pementasan drama merupakan jenis kesenian mandiri, kegiatan ini merupakan integritas antara berbagai jenis kesenian seperti musik, tata lampu, seni lukis (dekor, panggung), seni kostum, seni rias, dan lain sebagainya. Contoh pementasan drama di indonesia; wayang, ketoprak, ludruk, lenong, dan film. Dalam kesenian tersebut tentunya juga ada naskah drama yang diramu dengan berbagai unsur untuk membentuk kelengkapan pementasan drama.

Naskah drama disebut sebagai salah satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan untuk dipentaskan. Dalam penelitian Dr. Yus Rusyana pada tahun (1979) menyimpulkan bahwa minat siswa dalam membaca karya sastra terbanyak ada pada prosa, menulis puisi, kemudian drama. hal ini disebabkan karena menghayati naskah drama berupa dialog cukup sulit dan harus memiliki ketekunan. Dengan pementasan atau membaca naskah drama dapat dilakukan oleh arang yang cukup terlatih, penghayatan naskah drama lebih sulit dari pada penghayatan naskah prosa dan puisi.

Bahasa drama adalah bahasa sastra karena sifatnya yang konotatif. Pemakaian lambang, kiasan, irama, pemilihan kata yang khas, dan sebagai prinsipnya sama dengan karya sastra yang lain. Akan tetapi, yang ditampilkan dalam drama adalah dialog, maka bahasa drama tidak sebaku bahasa puisi dan lebih cair dari bahasa prosa. Sebagai potret atau tiruan kehidupan, dialog drama banyak berorientasi pada dialog yang hidup dalam masyarakat.

Drama sering dikaitkan dengan teater.  Teater mempunyai makna yang lebih luas karena dapat berarti drama, gedung, pertunjukan, panggung, grup pemain drama, dan juga segala bentuk tontonan yang dipentaskan di depan banyak orang. Contohnya seperti Jakarta teater (gedung bioskop), teater arena (gedung pertunjukan), bengkel teater (grup drama), teater tradisional (jenis tontonan drama), dan lain sebagainya.

Menurut Moulton mengemukakan pendapatnya bahwa pementasan drama sebagai hidup manusia yang dilukiskan dengan action. hidup manusia sebelum dilukiskan dengan action, dapat dituliskan, maka naskah drama dan pementasan drama saling berhubungan dengan karya sastra. Drama tradisional dan drama rakyat tidak menggunakan naskah. Unsur action, pagelaran acting, pemeranan merupakan faktor yang dominan. Yang dipergelarkan adalah kehidupan menusia karena hidup adalah panggung sandiwara raksasa, atau lebih sempit disebut pementasan adalah tokoh manusia dengan segala wataknya.

Watak manusia yang dipotret dalam panggung itu adalah watak saling bertikai atau konflik. Konflik manusia merupakan dasar lakon, baik ditulis maupun yang langsung dipergelarkan. Konflik manusia itu diwujudkan dalam dialog dan pegelaran drama, konflik itu diwujudkan dalam bahasa tutur. Menurut Morjorie Boulton menyebutkan bahwa bahasa tutur sebagai salah satu aspek drama yang penting di samping naskah dan pementasan drama. dalam pergelaran, tutur bahasa itu dihipkan dengan keterlibatan fisik dan mental pemainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun