"Jadi, berapa lama bisa diketahui hasil dari swab test ini?" tanya saya kepada seorang sahabat, yang profesinya sebagai Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) saat dia memperlihatkan foto tabung-tabung kecil berisi sampel.
Verifikasi dan validasi positif atau negatif terhadap virus SARS-CoV-2, menjadi kesimpulan yang ditunggu oleh banyak pihak. Hasil ini yang akan menjadi salah satu penentu langkah selanjutnya untuk nasib pemilik sampel. Menjadi informasi penting terkait kesehatannya.Â
Bagi saya, sebagai seorang apoteker akan berujung pada obat-obat apa yang harus disiapkan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan oleh dokter tentunya.
"Beberapa waktu lalu, pengujian isi tabung-tabung ini bisa selesaikan dalam satu hari, karena sampel swab masih sedikit, sekarang sudah semakin sulit untuk melakukan hal itu,1-3 hari kira-kira kalau sekarang" Jawabnya.
 Ya, antrean sampel swab test atau tes usap yang ditanganinya kini semakin banyak. Tidak semua laboratorium di rumah sakit, memiliki alat PCR (Polymerase Chain Reaction). Dan tenaga kesehatan dengan kompetensi sebagai ATLM pun terbatas.Â
Wajar, jika penyelesaiannya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sebelumnya, dengan kondisi terkonfirmasi positif di masyarakat semakin meningkat.
Jika sebelum pandemi Covid-19, pekerjaan terbanyaknya adalah mengambil dan memeriksa sampel berupa darah, urine, feses, sputum atau dahak. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan pun berupa jas panjang putih, sarung tangan dan masker. Maka, sejak pandemi semuanya berubah.
ATLM harus menggunakan APD lengkap tanpa celah sedikit pun. Jas putih panjang khas laboratorium tidak lagi dikenakannya. Berganti menjadi baju hazmat yang mirip baju astronot, kaca mata khusus, sarung tangan panjang, pelindung wajah atau face shield, pelindung sepatu dan masker khusus N95.Â
Si virus super dahsyat, penyebab Covid-19 jangan sampai menyelinap, berpindah ke tubuhnya. Jangan tanyakan perihal kenyamanannya. Tentu APD ini amat sangat tidak mengenakkan.
Deteksi bahan genetik di dalam virus dengan teknologi PCR dan sampel yang berasal dari tenggorokan melalui tes usap, memerlukan penanganan dan kehati-hatian yang sangat tinggi karena risiko tertular juga besar. Dan merekalah yang melakukan pengujian ada tidaknya kehadiran makhluk renik ini di dalam sampel.
Sebelum menggunakan APD lengkap seperti itu, tentu saja keperluan pribadi seperti buang air kecil, makan dan minum dilakukan terlebih dahulu, karena jika sudah berbalut baju hazmat dan aneka atribut lain tidak dimungkinkan lagi untuk melakukan hal-hal tersebut dan ini tidak sebentar tentunya. Butuh waktu berjam-jam di ruangan dengan aneka tabung kecil yang berisi sampel tersebut.