Pencemaran Udara dan Permasalahan Terhadap Kulit: Pemanfaatan Limbah Buah Jeruk Nipis dan Daun Kelor untuk Pencegahan Akibat Polusi Udara

Pada 2017, polusi udara diperkirakan menyebabkan hampir 5 juta kematian di dunia. Kenaikan tingkat polutan udara di seluruh dunia telah menimbulkan kekhawatiran kesehatan serius. Selama dua dekade terakhir, Indonesia mengalami perubahan dramatis dalam kualitas udaranya, beralih dari salah satu negara paling bersih menjadi salah satu dari 20 negara paling berpolusi. 

Lonjakan terbesar terjadi dalam beberapa tahun terakhir, dengan polusi meningkat lebih dari dua kali lipat dari 2013 hingga 2016, mungkin karena kebakaran besar. Penelitian klinis dan epidemiologi menyoroti dampak negatif polusi lingkungan terhadap kesehatan, terutama pada paru-paru dan sistem jantung. Meskipun penelitian lebih fokus pada sistem pernapasan dan jantung, ada bukti bahwa organ lain seperti usus, hati, ginjal, termasuk kulit, juga dapat terpengaruh oleh paparan berulang.

Selain bisa terhirup ke dalam tubuh dan merusak paru-paru atau organ lainnya, polusi juga bisa berdampak pada kesehatan kulit. Hal ini karena kulit merupakan organ tubuh terluar yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh dari benda asing, termasuk polusi. Paparan polusi pada kulit yang terlalu banyak atau sering dapat membuat kulit cepat rusak dan berisiko mengalami berbagai kondisi atau penyakit

tvOneNews.com

Polusi udara, dengan partikel-partikel berbahaya dan radikal bebasnya, dapat menyerang kulit wajah dan mengakibatkan masalah seperti jerawat, flek hitam, bahkan kanker kulit. Kadar polusi udara yang meningkat secara signifikan memiliki dampak besar terhadap kesehatan kulit, terutama karena polutan udara dapat langsung mempengaruhi kulit dan menyebabkan stres oksidatif. 

Dampak-dampaknya meliputi kerusakan kolagen, jerawat, flek hitam, iritasi, alergi, penuaan dini, dan kanker kulit. Pencemaran udara adalah salah satu bentuk kerusakan lingkungan yang menyebabkan penurunan kualitas udara karena adanya unsur-unsur berbahaya seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, chlorofluorocarbon, sulfur dioksida, hidrokarbon, benda partikulat, timah, dan karbon dioksida. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia.

Lulur adalah produk perawatan kulit yang digunakan untuk membersihkan dan merawat kulit dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti rempah-rempah dan tepung yang teksturnya kasar. Kulit jeruk nipis kaya akan flavonoid dan phytonutrients, membantu menyeimbangkan kondisi kulit, mengurangi kelebihan minyak, dan mengangkat sel kulit mati, menjadikan kulit lebih bersih, lembut, dan cerah. 

Daun kelor memiliki banyak manfaat, baik untuk dikonsumsi maupun untuk perawatan kulit. Fitokimia dalam kelor seperti tannin, steroid, flavonoid, dan saponin merupakan antioksidan yang bermanfaat. Remasan daun kelor dapat digunakan sebagai penutup luka atau sebagai bedak penghilang noda di wajah. 

Pada penelitian Dwi Erna 2018, menunjukkan bahwa proporsi kulit jeruk nipis dan daun kelor berpengaruh pada sifat fisik lulur tradisional, termasuk aroma, warna, tekstur, bentuk, daya lekat, dan kesukaan pengguna. Lulur dengan proporsi 4g kulit jeruk nipis dan 6g daun kelor dianggap memiliki aroma jeruk nipis yang menyegarkan, warna hijau kekuningan, tekstur yang cukup kasar tanpa menyebabkan iritasi, dan daya lekat yang baik saat digunakan untuk menscrub kulit.

temanspa.com