masyarakat pada masa sekarang sangat bergantung pada fashion karena Fashion telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat modern. Tren fashion yang terus berubah mendorong masyarakat untuk selalu mengikutinya.  ketergantung pada trend fashion memiliki beberapa dampak negatif, diantara dampak buruk yang dihasilkan adalah Meningkatkan jumlah sampah fashion. Masyarakat yang selalu mengikuti tren fashion cenderung membeli pakaian baru secara lebih sering. Hal ini menyebabkan jumlah sampah fashion meningkat. Sedangkan untuk  memproduksi pakaian membutuhkan energi yang besar. Ketika Masyarakat  sering membeli pakaian baru maka hal ini turut berkontribusi terhadap peningkatan konsumsi energi.
Gaya hidup Indonesia sendiri menempati posisi ke-12 sebagai penghasil sampah fashion terbesar di dunia, dengan jumlah 1,9 juta ton. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri fashion di Indonesia. Statista merilis data survei mengenai persentasi produk yang paling banyak dibeli oleh orang Indonesia pada Juni 2020.  Hasilnya sebesar 76 persen orang Indonesia lebih banyak membeli pakaian. Terutama wanita dapat membeli baju dua sampai tiga kali dalam sebulan, paling sedikit wanita indonesia menyimpan 10 sampai lebih pakaian dan rata -- rata masa pakai baju hanya kurang lebih 9 bulan. Setelah itu pakaian tidak digunakan lagi dan sebagian besarnya akan menjadi sampah. Karena Kurangnya kesadaran masyarakat maka Masih banyak masyarakat yang belum menyadari dampak negatif sampah fashion...
Untuk menanggulangi masalah sampah fashion di Indonesia, diperlukan upaya dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, industri fashion, maupun masyarakat. Pemerintah perlu mendorong industri fashion untuk beralih ke produksi pakaian yang berkelanjutan. Industri fashion perlu menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, menggunakan proses produksi yang efisien, dan mengurangi limbah produksi. Masyarakat perlu didorong untuk lebih bijak dalam mengonsumsi pakaian. Masyarakat perlu menyadari dampak negatif sampah fashion dan perlu menerapkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Untuk mengurangi dampak negatif gaya hidup masyarakat yang bergantung pada trend fashion, diperlukan upaya dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, industri fashion, maupun masyarakat. Pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang mendorong industri fashion untuk memproduksi pakaian yang lebih ramah lingkungan. Industri fashion perlu beralih ke produksi pakaian yang berkelanjutan. Masyarakat perlu didorong untuk lebih bijak dalam mengonsumsi pakaian.
Sampah fashion adalah salah satu masalah lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. Industri fashion merupakan salah satu penyumbang terbesar polusi lingkungan, terutama polusi air dan udara. Menurut sebuah laporan dari Ellen MacArthur Foundation, industri fashion menghasilkan 92 juta ton limbah pada tahun 2018. Jumlah ini setara dengan 1,4% dari total limbah padat dunia.Sampah fashion berasal dari berbagai sumber, mulai dari produksi pakaian, konsumsi pakaian, hingga pembuangan pakaian. Pada tahap produksi, limbah fashion dapat berupa sisa kain, limbah kimia, dan limbah air. Pada tahap konsumsi, limbah fashion dapat berupa pakaian yang rusak, pakaian yang sudah tidak dipakai, dan pakaian yang dibuang. Pada tahap pembuangan, limbah fashion dapat berupa pakaian yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), pakaian yang dibakar, dan pakaian yang didaur ulang..
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi sampah fashion, antara lain:
- Memberikan pemahaman masyarakat terutama wanita pakaian lama masih dapat didaur ulang atau dimodifikasi agar dapat dipakai kembali dengan tetap mengikuti tren fashion. Karena trend fashion lebih menitik beratkan pada model busana maka dengan sedikit kreativitas pakaian lama dapat dirubah atau dimodivikasi menjadi pakaian dengan mengikuti model tren yang baru
- Mendorong produksi pakaian yang berkelanjutan. Industri fashion perlu beralih ke produksi pakaian yang berkelanjutan, yaitu produksi pakaian yang tidak merusak lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, menggunakan proses produksi yang efisien, dan mengurangi limbah produksi.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat. Masyarakat perlu didorong untuk lebih bijak dalam mengonsumsi pakaian. Masyarakat perlu menyadari dampak negatif sampah fashion dan perlu menerapkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan membeli pakaian yang berkualitas, menggunakan pakaian secara berulang-ulang, dan mendonasikan pakaian yang sudah tidak dipakai.
- Meningkatkan pengelolaan sampah fashion. Pemerintah perlu meningkatkan pengelolaan sampah fashion. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun fasilitas pengelolaan sampah fashion yang memadai, serta dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah fashion yang tepat.
Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan sampah fashion dapat dikurangi dan dampak negatifnya terhadap lingkungan dapat diminimalisir. Agar upaya dapat berhasil maka marilah memulai dari diri sendiri. Lebih bijak dalam perlakuan tehadap sampah fashion yang kita miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H