Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI) menghadirkan program Kampus Mengajar Perintis (KMP) untuk pertama kalinya. Program KMP merupakan bagian dari kebijakan Merdeka-Belajar Kampus-Merdeka (MBKM).Â
Program KMP adalah solusi konkret yang digagas oleh Kemdikbud RI untuk membantu sekolah yang terdampak pandemi Covid-19. Sekolah yang disasar dalam program KMP adalah sekolah yang terakreditasi C, B, atau sekolah yang dianggap perlu dibantu dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Keduanya merupakan mahasisiwi Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS UPI. Rahmawati dan Anggi Dwi Cantika terpilih untuk membantu SDN Cidokom 03 yang terletak di Kampung Jengkol, Desa Mekarjaya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, 16350.Â
Sejauh ini, SDN Cidokom 03 masih terakreditasi B. Mahasiswa yang terpilih untuk terjun ke sekolah, diharapkan dapat membantu sekolah, baik dalam administrasi, adaptasi teknologi, dan/atau mendampingi guru di kelas. Titik tekan dalam KMP ini adalah mahasiswa mampu membantu guru dan sekolah sesuai dengan kebutuhan yang ada di sekolah.
Program KMP merupakan program yang memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Hadirnya program KMP diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengasah kemampuan interpersonal, serta memberikan pengalaman mengajar.Â
Selain bermanfaat bagi mahasiswa, program KMP ini diharapkan dapat membantu guru dan sekolah dalam memecahkan permasalahan selama PJJ berlangsung. Dalam waktu sepuluh pekan yang dimulai pada tanggal 12 Okrober 2020 s.d. 18 Desember 2020 diharapkan mahasiswa dapat membantu pembelajaran yang lebih efektif, meningkatkan literasi, melakukan sosialisasi pentingnya protokol kesehatan kepada masyarakat sekitar.
Pembekalan ini dilaksanakan selama tujuh hari yang memberikan bekal materi seputar, 1) peran mahasiswa dalam PJJ; 2) strategi belajar Luring dan Daring; 3) konsep pembelajaran literasi dan numerasi; 4) kegiatan literasi dan numerasi berimbang; 5) memahami kemampuan murid dengan menggunakan asesmen diagnostik; 6) adaptasi sosial dan komunikasi dalam sektor pendidikan; 7) mentoring dan evaluasi Kampus Mengajar Perintis dalam portal MBKM untuk mahasiswa; dan 8) keilmuan dasar Covid-19 oleh Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Dengan begitu, mahasiswa memiliki bekal yang cukup ketika terjun ke sekolah.
Selama terjun membantu di SDN Cidokom 03, saya menemukan cukup banyak problematika, seperti sulitnya akses internet, belum banyak siswa yang memiliki gawai, dan siswa yang sulit dalam membeli kuota internet.Â