Momen wisuda merupakan salah satu momen sakral yang pasti ditunggu-tungu. Terlebih wisuda sarjana. Bagaimana tidak, perjuangan menempuh kerasnya bangku perkuliahan dengan segala suka dukanya akan segera berakhir dan digantikan dengan gelar yang disandang. Pada momen ini, yang merasakan euforianya bukan hanya sang wisudawan, namun juga anggota keluarga lain, terutama keluarga inti. Dan hal itulah yang beberapa waktu lalu dirasakan oleh keluarga saya saat kakak laki-laki saya berhasil lulus di salah satu perguruan tinggi di kota Malang.
Momen wisuda kakak saya bahkan menjadi trending topic beberapa bulan sebelum hari-H (di rumah kami tentunya). Kami sekeluarga sibuk membayangkan baju mana yang akan dipakai, berangkat ke Malang naik apa, siapa saja yang akan diajak, dan hal-hal lain yang bahkan sebenarnya tidak penting-penting amat. Tapi justru disitulah keseruannya. Pada saat itu, bahkan dengan membayangkan suasananya saja sudah membuat mata kami berbinar-binar. Maklum saja, di anggota keluarga saya, kakak saya adalah orang pertama yang berhasil mendapat gelar sarjana. Jadi pasti kami semua sangat antusias menyambut hari sakral tersebut.
Jika menoleh kebelakang, keluarga saya bisa dikatakan sangat jarang sekali berkumpul lengkap jika tidak pada hari-hari tententu. Maklum saja, Bapak saya adalah seorang perantau yang sudah lama melanglang buana mencari nafkah di negara tetangga. Kakak saya, kuliah di Malang, yang mana terhitung luar kota jika dari kota saya Tulungagung. Dan saya sendiri, memilih untuk menempuh Pendidikan di Yogyakarta, dan pulang hanya saat liburan semester. Maka otomatis, di rumah kami hanya tersisa Ibu saya dan Mbah saya.
Dan dengan adanya momen wisuda kakak saya ini kami sekeluarga-pun akhirnya bisa berkumpul lagi. Bapak saya sengaja pulang beberapa minggu sebelum acara wisuda, dan saya sendiri berangkat dari Jogja ke Malang pada malam sebelum hari-H, karena mempertimbangkan absen untuk mata kuliah saya yang rasanya sayang juga jika kosong tanpa ijin.
Dan hari itu-pun akhirnya menjadi hari yang sangat berkesan dan istimewa. Dimana kebahagiaan terpancar di setiap wajah yang saya temui. Tak terkecuali wajah kedua orangtua saya yang berbinar-binar selepas keluar dari gedung lokasi wisuda. Saya dan adik sepupu saya (yang juga kuliah di Malang) langsung menghadiahi kakak saya dengan buket bunga dan buket snack dan tak lupa ucapan selamat dan do'a tulus. Saat itu Ibu juga memberi buket bunga kepada kakak saya, juga tak lupa pelukan dan ciuman serta do'a tulusnya. Dan saya bersumpah bahwa pada hari itu saya merasakan momen kehangatan keluarga yang sangat jarang sekali terjadi di keluarga saya. Kalaupun ada air mata, itulah air mata kebahagiaan.
Ucapan selamat tak hanya datang dari keluarga. Beberapa orang teman kakak saya juga datang dengan membawa beberapa hadiah. Kami pun tak lupa mengambil beberapa gambar sebagai sebuah memori yang tak terlupakan. Kami semua merasakan kebahagiaan, kebanggaan, dan rasa haru pada satu waktu yang bersamaan. Momen yang sangat jarang sekali terjadi di keluarga saya. Dan satu hal lagi. Kakak saya adalah pribadi yang pendiam.Â
Dan karena sifatnya yang pendiam itu, saya akui bahwa saya merasa hubungan kami tidaklah sedekat kakak-beradik lainnya. Kakak saya adalah orang yang cuek. Tapi dibalik ke-cuekannya itu sebenarnya dia adalah laki-laki yang sangat perduli dan sangat bertanggung jawab. Sama seperti Bapak saya. Bahkan saya merasa jika Bapak saya adalah laki-laki paling sabar dan bertanggung jawab yang pernah saya kenal dalam hidup saya. Dan hal itu saya rasa menurun kepada kakak saya. Suatu hal yang saya syukuri juga. Dan bahkan beberapa teman saya merasa iri dengan saya karena memiliki kakak yang bertanggung jawab dan peduli dengan saya.
Dan harus saya akui juga bahwa pada momen wisuda itulah, saya merasa lebih dekat dengan kakak saya daripada hari-hari biasanya. Pada hari itu entah mengapa, sepertinya kebahagiaan yang kami rasakan bisa meleburkan batas-batas yang sebelumnya pernah tercipta.
      Tak enteni setahun meneh ning wisudaku yo mas ;)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H