Mohon tunggu...
Rachmatullah Rusli
Rachmatullah Rusli Mohon Tunggu... Dosen - dosen tetap di universitas Pamulang

Seorang dai kemanusiaan dan juga seorang dosen tetap di UNPAM. Aktifis di bidang sosial kemanusiaan serta aktif mengajak masyarakat untuk kembali kepada fitah kemanusiaan, dalam meraih kebahagiaan yang hakiki.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Urgensi keberadaan Pabrik Roti Gandum di Gaza

17 Maret 2023   10:40 Diperbarui: 17 Maret 2023   11:01 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam laporan sebuah Lembaga HAM yang berkedudukan di genewa Bernama Euro Med Human Right menyebutkan bahwa Gaza menuju Zona Mati, karena kondisi semakin sangat sulit sejak Israel memberlakukan ketat blokade di Gaza pada tahun 2007, belum lagi dengan berbagai pembatasan yang diberlakukan pada penduduk sipil setiap hari dan terus menerus. Situasi penindasan ini secara keseluruhan telah terjadi semakin diperparah oleh adanya operasi militer Israel, termasuk serangan skala besar di tahun 2008-2009, 2012, dan 2014, belum lagi dengan sejumlah besar serangan militer yang lebih kecil dan gangguan terhadap kehidupan sipil yang normal.

Dampak langsung yang di rasakan oleh warga gaza saat ini adalah dampak ekonomi. Perekonomian Jalur Gaza telah menjelma menjadi resesi umum sejak blokade Israel diberlakukan, mengakibatkan penutupan total penyeberangan komersial dan pembatasan parah pada pergerakan pedagang dan pebisnis lainnya. Tiga serangan militer besar di Gaza semakin memperburuk krisis, melumpuhkan semua aktivitas ekonomi selama serangan tersebut. Efeknya sebagian besar disebabkan oleh penghancuran fasilitas dan kantor produksi, serta hilangnya kesempatan kerja setelah gencatan senjata diumumkan.

Mengutip dari laporan Euro med Human Right. Pada tingkat ekonomi makro, kontribusi Jalur Gaza terhadap produk domestik bruto (PDB) Palestina berkisar kurang dari 20% pada akhir 2019. Rata-rata pendapatan per kapita tahunan turun menjadi $800, dibandingkan dengan $3.600 untuk wilayah Palestina keseluruhan. Demikian pula, investasi di Gaza turun menjadi sekitar 3% dari PDB Palestina, menyebabkan sektor produktif jalur itu (pertanian, industri dan jasa) menyumbang kurang dari 13% (dibandingkan dengan 28% pada tahun 1994) terhadap perekonomian Palestina secara keseluruhan. Pertanian Gaza, yang telah lama menjadi andalan ekonomi Palestina, kini menyumbang kurang dari 5% dari PDB-nya.

Sejak pemberlakuan blokade, jumlah bisnis di Gaza menurun dari 3.500 menjadi 250. Lebih dari 600 pabrik telah ditutup. Karena juga tiga serangan militer besar, kapasitas produktif dari fasilitas yang tersisa tidak melebihi 16% dari sebelumnya. Diperkirakan sektor swasta Gaza menderita kerugian sekitar $11 miliar selama periode ini.

Konsekuensi dari penutupan dan perampingan bisnis dan pabrik, serta puluhan organisasi nirlaba, adalah pengangguran yang terus meningkat di Gaza. Bahkan sekarang termasuk yang tertinggi di dunia meningkat dari sekitar 23% pada tahun 2005 menjadi hampir 52% pada awal tahun 2020. Di kalangan kaum muda, pengangguran melonjak hingga 67,5%.  Lebih dari 71% keluarga Gaza tidak aman pangan, membuat empat dari setiap lima orang bergantung pada bantuan orang lain. Tingkat kemiskinan sekarang mencapai sekitar 54% lebih dari dua kali lipat dibandingkan dari west Bank.

Kini 16 tahun sudah berlalu sejak kebijakan blockade Gaza di berlakukan. Tentunya keadaannya pasti semakin memburuk kini ancaman kelaparan pun didepan mata. Bantuan-bantuan makanan yang selama ini berdatangan baik dari warga Indonesia dan warga dunia lainnya hanya bersifat sementara (karitas), sementara untuk mempertahankan hidup mereka membutuhkan pangan yang bersifat tetap, sehingga program yang bersifat sustainable saat ini sangat di butuhkan.

Maka kami bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan loka resmi di bawah lisensi kementrian dalam negri. Berencana membangun Pabrik roti gandum, yaitu pabrik tempat pengolahan gandum menjadi roti yang akan di bagikan secara gratis kepada orang-orang miskin gaza secara tetap. Untuk tahap awal pembuatan pabrik roti gandum ini akan memenuhi 1200 KK yang rentan pangan dari wilayah yang tersebar diantaranya yaitu Gaza utara 240 KK, Gaza City 408 KK, Midle Gaza 168 KK, Khan younis 240 KK, Rafah 144 KK.

Keunggulan Projek ini adalah Pertama meningkatkan ketahanan pangan warga yg rentan kelaparan. Kedua menciptakan lapangan pekerjaan bagi pemuda Gaza,ketiga menyediakan kebutuhan Roti gandum warga dan keempat adalah mendorong investasi lokal dengan mendorong pengembangan ekonomi lokal. Oleh karena itu untuk mewujudkan program ini, sangat di butuhkan amal jama'i, kami sangat berharap kepada para muhsinin perorangan maupun lembaga yang ingin bergabung bersama kami untuk mewujudkan program pangan ini.

Rachmatullah Rusli  aktifis kemanusiaan dan Inisiator Pabrik Roti Gandum Gaza (Gesit For Palstine official 081383744470/ pribadi 081584080621). 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun