Suatu waktu seorang yg mengalami sebuah kejadian buruk, pesawat yang ia tumpangi ternyata mengalami guncangan dahsyat bahkan gunjangannya bertubi-tubi, sehingga muncul rasa takut dan kawatir akan keselamatannya menghantui pikirannya. Pada posisi seperti ini tidak saja dia bahakan semua penumpangpun mengalami kekawatairan yang sama akan keselamatan jiwa mereka, ada yg sambil berzikir berdoa dan lain lain, intinya dalam keadaan seperti ini manusia tidak memiliki pilihan untuk di perbuat selain pasrah, tawakkal dan berdoa, semoga Allah zat yang maha kuasa mampu menyelamatkan.
Kejadian ini menunjukan bahwa manusia pada dasarkan membutuhkan eksistensi Allah zat yang maha kuasa, karena manusia sadar bahwa ia adalah mahluk yang lemah membutuhkan kekuatan lain di luar dirinya yang dapat menolong dan melindungi dalam kehidupannya. Ini yang dalam islam di kenal dengan fitrah ketuhanan. (QS: AR-Rum: 30). Kebutuhan manusia akan fitrah tidak terlepas dari dimensi yang ada pada diri manusia yang Allah ciptakan, dua dimensi ini adalah di mensi fisik (QS: AlMukminun:12) dari sari pati tanah dan dimensi Ruh (QS:Shaad:72). sedangkan ruh yang bersumber dari Allah.
Fisik manusia memiliki kebutuhan yang harus di penuhi, diantaranya adalah makan minum, istirahat, bahkan kebutuhan akan pasangan serat kebutuhan lainnya yang menjadi bagian dari kebutuhan pokok manusia, Artinya jika salah satu dari kebutuhan itu tidak mampu di penuhi akan berdampak pada terganggunya keberlangsungan hidup manusia. Contonya, jika manusia tidak makan maka manusia akan sakit karena tubuh ini butuh energi yang berasal dari asupan nutrisi makanan yg di makan, jika ini berlanjut akan mengganggu keberlangsungan hidup bahkan sampai kepada kematian. Â Maka memenuhi kebutuhan makanan adalah keharusan. Seperti halnya fisik, rohani pun memiliki kebutuhannya sendiri dan jika tidak dipenuhi kebutuhannya ruhani akan mengalami gangguan gangguan. Seperti kecewa, depresi stress berkepanjangan, serta sakit mental lainnya. Sehingga kebutuhan ruhani harus juga di penuhi agar kehidupan mental dan jiwa manusia seimbang. kebutuhan rohani adalah keyakinan, harapan dan kebahagiaan. Bagaimana menjelaskan ketiganya berikut penjelannya:
1.Keyakinan
Manusia sangat membutuhkan keyakinan sebab, masa depan dalam kehidupan manusia adalah ghaib atau tidak jelas. Maksud dari keghaiban dan ketidak jelasan ini adalah adalah, manusia tidak mengerti dan memahami apa yang akan terjadi nanti , besok serta lusa terhadap dirinya. Sehingga karena kehidupan manusia di penuhi ketidak jelasan seperti ini manusia tidak akan sanggup hidup tenang , tentram dan bahagia. Karena kehidupannya akan di penuhi rasa kawatir dan rasa takut serta jauh dari harapan dan kebahagiaan. Oleh karena itu manusia sangat membutuhkan keyakinan untuk mendasari kehidupan ini, sehingga terhindar dari ketakutan dan kekawatiran. Keyakinan yang di maksud adalah beriman kepada yang maha ghaib yaitu Allah swt sebagai Tuhan yang maha kuasa atas segalanya menguasai kehidupan manusia dan alam semesta. fungsi beriman kepada Allah disini adalah memenuhi kebutuhan dan juga sebagai pondasi menghadapi keghaiban kehidupan dunia ini. Beriman kepada Allah juga menjadi motif dalam menjalankan kehidupan sehari hari yaitu pengabdian kepada Allah (Ibadah) (QS.Az-Zariat:56) Â Dengan iman manusia mengerti bahwa kehidupan dunia ini adalah ujian, apa apa yang di dapatkan selama hidup di dunia hakekatnya adalah ujian. Mendapatkan kebaikan adalah ujian, pun ketika manusia mendapatkan keburukan juga hakekatnya adalah ujian. Memahami hakekat kehidupan di dunia adalah ujian maka didalam iman juga ada keyakinan bahwa ada kehidupan lain yang lebih abadi yaitu kehidupan akherat. Maka manusia tidak perlu menjadikan kehidupan di dunia ini adalah segalanya, bahkan hanya sebagai perantara untuk mencapai kepada kehidupan yang lebih abadi yaitu kehidupan akherat. Â Di akheratlah semua kesabaran menghadapi ujian dunia akan berbuah, berupa balasan syurga yang akan mengekalkan. Beriman kepada Allah akan menghantarkan manusia kepada kehidupan dengan penuh harapan. Dan harapan inilah yang akan menghiasi kehidupan dengan penuh kebahagiaan. Baik di dunia maupun di akhirat.
Manusia yang beriman kepada Allah, juga harus meyakini akan adanya qodo dan qoddarnya Allah. Dengan mengimani ini  manusia meyakini bahwa segala sesuatu pada dasarnya sudah di tetapkan oleh Allah seperti hal-hal yang paling di kawatirkan manusia dalam hidupnya yaitu rejeki, jodoh dan maut. Beriman kepada qodo dan qodarnya ini bahkan meyakini rejeki , jodoh dan maut bahkan sudah tercatat (di tetapkan )  sebelum manusia dilahirkan. sehingga bagi orang yang memiliki keimanan dan keyakinan kepada Allah dalam kehidupan ini akan menghadirkan ketenangan dan ketentraman karena memiliki keyakinan dan harapan yang akan membahagiakannya di dunia dan kaherat.
2.Harapan
Harapan adalah peluang dan kesempatan yang terjadi kepada manusia. Ia akan menentukan kualitas dan derajat langkah kehidupan manusia kedepan. jika dalam hatinya terpatri sebuah harapan yang muncul dari sesuatu yang diyakini. Sehingga proses perjalanan kehidupannya pun akan nampak cerah dan menyenangkan karena memiliki berjuta harapan. Kita saksikan manusia manusia yang putus asa merasa percuma dengan kehidupan ini karena tidak memiliki harapan untuk hidup. Sehingga mengakhiri kehidupan adalah pilihan. Kita ambil contoh betapa manusia sangat membutuhkan harapan ketika manusia menderita sakit, salah satu faktor penentu kesembuhan dan keberhasilan pengobatan adalah adanya harapan untuk kembali sehat. Jika manusia yang sakit tidak memiliki harapan untuk sembuh niscaya dia tidak akan mengalami kesembuhan karena hilangnya keyakinan untuk dapat sembuh karena ketiadaan harapan.
3.Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah kebutuhan pokok manusia. Bahkan menjadi pembawaan manusia sejak di ciptakan. Karena habitat manusia adalah syurga tempat yang penuh dengan kesenangan dan kebahagiaan abadi.
Sejak di takdirkan Allah bahwa dunia adalah tempat ujian bagi manusia tidak terlepas dari kebutuhan pokok akan kebahagiaan ini, bahkan syetan pun berhasil menggoda manusia karena keberhasilannya menjanjikan kebahagiaan palsu berupa kesenangan sesaat (QS.Ali Imron: 14). Manusia cenderung kepada kesenangan sehingga mudah tergoda jika di dalam hatinya tidak adanya Iman kepada Allah. Tetapi jika di dalam hati manusia ada keimanan dan ketakwaan dia akan mampu membedakan mana yang di sebut kesenangan palsu yang berasal dari syetan dan mana kesenangan hakiki yang datangnya dari Allah.