sosialisasi dan praktek pembuatan pupuk bokashi (pupuk fermentasi) kotoran sapi di Desa Pagersari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang (20/06/2023). Kelompok tersebut terdiri dari 6 mahasiswa dan 5 mahasiswi yang tergabung dalam suatu Program KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Negeri Malang pada masa periode semester Antara 2022-2023. Program KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Negeri Malang ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengajak masyarakat agar lebih kreatif dalam menemukan potensi yang ada di desa, sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi serta pendidikan masyarakat di daerah tersebut.
 Malang - Sebanyak 11 Mahasiswa Universitas Negeri Malang sukses melaksanakan kegiatanPelaksanaan kegiatan KKN pada Desa Pagersari dilakukan selama 45 hari, yang mana kegiatan KKN ini diharapkan dapat menghasilkan banyak capaian bagi desa dan masyarakat serta memiliki manfaat dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, seperti peningkatan kemampuan berpikir, peningkatan kreativitas, serta dapat memecahkan masalah yang dialami pada desa tersebut.
Desa Pagersari merupakan desa yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Malang dengan Kabupaten Blitar tepatnya berada di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Desa Pagersari terletak pada ketinggian 775-1100 mdpl dan dianugrahi kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah. Desa Pagersari memiliki jumlah penduduk sebanyak 3678 jiwa, yang terdiri 2575 laki-laki dan 1130 perempuan. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Pagersari adalah sebagai petani Kentang, Cabai dan Padi, serta sebagai Peternak Sapi Perah. Menurut Kepala Desa Pagersari, Sekitar 55% masyarakat desa bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah, 40% sebagai petani, dan 5% mata pencaharian lain. Desa Pagersari terbagi menjadi 4 dusun yaitu; Dusun Gombong, Dusun Krajan, Dusun Claket, dan Dusun Sumbersari.
Latar belakang pembuatan pupuk Bokashi Kotoran Sapi
Berdasarkan hasil observasi permasalahan desa, Ada 2 permasalahan utama di Desa Pagersari yaitu :
- Tingginya harga pupuk bagi para petani. Menurut salah satu narasumber (petani/53), harga pupuk di desa pagersari berada di kisaran Rp. 130.000 (bagi yang tergabung di kelompok tani) sedangkan diluar kelompok tani berkisar antara Rp. 190.000 -- Rp.195.000. Â
- Sistem pengolahan limbah kotoran sapi yang masih belum tertata. Sistem pengolahan limbah kotoran sapi di desa pagersari belum bisa dikelola secara merata. Hal ini dikarenakan minimnya pemahaman warga sekitar tentang tata cara pemanfaatan limbah kotoran sapi, sehingga sebagian besar warga memilih untuk membuang kotoran tersebut ke aliran sungai desa yang secara langsung dapat mencemari ekosistem sungai tersebut.
Menindaklanjuti permasalahan diatas, Tim KKN UM desa Pagersari berinisiasi untuk mengatasi 2 permasalahan tersebut dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi untuk dijadikan pupuk "bokashi" yang nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi para petani sebagai alternatif pengganti pupuk kimia yang harganya semakin melonjak naik.
Pupuk Bokashi Kotoran SapiÂ
Bokashi berasal dari kosakata jepang yang berarti "fermentasi". Pupuk bokashi merupakan pupuk yang berasal dari hasil fermentasi kotoran hewan dengan menggunakan bakteri pembantu. Pupuk bokashi kotoran sapi memiliki beberapa kandungan seperti Nitrogen (N), Posfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Zat besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn), dan Molibdenum (Mo) yang berfungsi sebagai nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Manfaat pupuk bokashi kotoran sapi :
- Meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanam
- Memiliki kandungan hara yang tinggi sehingga dapat menjaga persediaan unsur hara tanah
- Masa pertumbuhan tanaman yang relatif cepat
- Meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan
- Menekan pertumbuhan serangan hama
Untuk membuat pupuk bokashi kotoran sapi cukup mudah. Alat-alat yang harus disiapkan antara lain Cangkul/Sekop, Ember, Terpal, Timbangan, Sak/Karung, Sedangkan bahan-bahan yang disiapkan adalah Kotoran Sapi (30Kg), Arang Sekam (1Kg), Dedak (1Kg), Tetes tebu (1sdm), EM4 (20ml), serta air secukupnya. Proses pembuatan pupuk bokashi diawali dengan melarutkan EM4 (20ml) dan Tetes tebu (1sdm) dengan 1 liter air, dilanjutkan dengan menyiapkan media padat dengan mencampur rata 30 kg kotoran sapi, 1kg dedak, dan 1kg arang sekam.Â
Step selanjutnya adalah mencampurkan media padat dan media cair hingga merata dengan memperhatikan kandungan air (30%-40%), kandungan air dapat ditandai dengan tidak menetesnya air ketika bahan/media digenggam dan media akan mekar apabila genggaman dilepas.Â
Setelah kedua media tercampur, media setengah jadi tersebut kemudian diratakan diatas alas (plastik/karung) dengan ketebalan 2-3 dan ditutup dengan terpal pada bagian atasnya.Â
Untuk menjaga proses fermentasi agar berhasil sempurna, media setengah jadi tersebut harus diletakkan di suhu ruangan serta tidak terkena sinar matahari secara langsung. Proses fermentasi dapat berlangsung selama 4-7 hari tergantung keadaan suhu lingkungan tersebut. Media pupuk bokashi kotoran sapi ini baru dapat digunakan ketika warnanya mulai berubah kehitaman, tekstur gembur, tidak panas, serta tidak berbau.
Kegiatan sosialisasi dan praktek pembuatan pupuk bokashi kotoran sapi ini diharapkan dapat membantu para petani sebagai upaya alternatif dalam mengatasi permasalahan tingginya harga pupuk serta mengembangkan potensi para peternak sapi di Desa Pagersari sehingga dapat memaksimalkan hasil yang diperoleh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H