Proses pengambilan keputusan yang baik harus menggunakan metode yang tepat, agar mengurangi resiko pengambilan keputusan yang tidak tepat atau bahkan keputusan yang salah. Salah satu proses yang penting adalah mengumpulkan informasi atau mengelola informasi. Keputusan strategis memerlukan informasi dari berbagai sumber sebagai bahan pertimbangan salah satu aspek yang harus di berikan perhatian lebih adalah melihat gambaran secara umum. Hal ini bisa di lakukan dengan cara mengumpulkan data yang besar (Big data) secara keseluruhan. Penggunaan big data dalam pengambilan keputusan yang strategis adalah langkah yang semakin berkembang penerapannya di seluruh sektor kehidupan. Dengan menganalisis data secara cermat, seseorang dapat mengungkap pola, tren, dan wawasan yang tidak mungkin ditemukan melalui metode menerawang atau memperkirakan (konvensional) atau melihat secara sekilas saja.
Data yang besar dan beragam memberikan wawasan yang lebih dalam dan berharga untuk membantu kita membuat keputusan yang lebih bijak. Dengan akses terhadap beragam jenis data, kita dapat memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang situasi atau masalah yang sedang dihadapi, sehingga memungkinkan kita untuk merumuskan strategi dan tindakan yang lebih baik dan lebih informasional. Era digitalisasi telah mengubah perilaku masyarakat Indonesia dalam melihat ruang-ruang politik.Â
Dulu, politik seringkali terasa jauh dan sulit diakses oleh masyarakat umum. Namun, sekarang, berkat kemajuan teknologi, masyarakat memiliki akses lebih mudah untuk menyampaikan pandangan mereka, berbagi informasi, dan berpartisipasi dalam diskusi politik melalui media sosial dan platform online.Â
Kini, setiap individu dapat dengan mudah berbicara tentang masalah politik, mengomentari tindakan pemerintah, dan mengikuti perkembangan politik secara real-time melalui internet penggunaan data, termasuk Big Data, harus dikelola dengan baik, terutama dalam sektor organisasi dan pemerintahan. Manajemen data yang efisien memiliki peran penting dalam memastikan bahwa data digunakan secara tepat, aman, dan etis. Berikut adalah beberapa teori yang bisa di gunakan untuk menilai kesiapan organisasi dalam penggunaan big data:
Penyelarasan strategis (Henderson dan Venkatraman 1993)
Model ini digunakan untuk menilai keselarasan organisasi, khususnya untuk menentukan apakah penggunaan big data dapat diselaraskan dengan struktur, aktivitas, dan strategi organisasi saat ini. Kami memulai penilaian kesiapan big data pada sektor publik Belanda dengan mengevaluasi apakah tugas utama undang-undang (strategi organisasi) dan aktivitas data (atau infrastruktur organisasi) selaras dengan jenis aplikasi big data yang dipilih (strategi TI) dan dukungannya. karakteristik penggunaan big data (infrastruktur TI). Kami menilai aspek organisasi berdasarkan jawaban kuesioner. Untuk aspek TI, kami menilai empat dimensi untuk masing-masing jenis aplikasi big data: minat terhadap jenis aplikasi, kebutuhan akan manfaat spesifiknya, penerapannya dalam organisasi, dan kelayakannya.
kematangan organisasi (Klieverink & Janssen 2009)
Kematangan organisasi menunjukkan seberapa jauh organisasi telah berkembang menuju keadaan di mana mereka berkolaborasi lebih baik dengan organisasi publik lainnya (dan TI mereka) dan memberikan layanan yang lebih berorientasi pada masyarakat dan kebijakan yang didorong oleh permintaan. Big data dapat menjadi pendorong perkembangan ini, dan sebaliknya, perkembangan ini dapat membantu penggunaan big data menjadi lebih efektif. Kerjasama yang lebih besar dan perhatian yang lebih besar terhadap permintaan masyarakat membuat lebih banyak data tersedia untuk aplikasi big data, yang dapat dirancang untuk membantu organisasi publik menyediakan dan menyesuaikan aktivitas, layanan, dan pengambilan keputusan mereka dengan lebih baik terhadap permintaan masyarakat. Oleh karena itu, kematangan organisasi tidak hanya terkait dengan implementasi big data; ini juga merupakan indikator seberapa baik suatu organisasi mampu menggunakan data besar secara maksimal.
kapabilitas organisasi (Valdes, G., Solar, M., Astudillo, H., Iribarren, M., Concha, G., & Visconti, M. (2011)
Ketidakpastian ketiga yang diatasi adalah kemampuan organisasi, khususnya apakah organisasi memiliki kapasitas yang diperlukan untuk menggunakan big data, untuk menciptakan nilai bagi organisasi dan untuk memastikan bahwa tidak ada konsekuensi negatif yang timbul dari penggunaan big data. Tiga dimensi kapabilitas organisasi ini dinilai: pentingnya keberhasilan big data dalam organisasi, kemungkinan untuk mengembangkan kapabilitas dalam organisasi, dan keberadaan kapabilitas tersebut saat ini dalam organisasi. Berdasarkan metode penilaian kematangan yang digunakan oleh Valds et al. (2011), tingkat masing-masing kemampuan diperoleh dengan membandingkan skor yang diberikan dengan skor maksimum. Hal ini menghasilkan tingkat kemampuan per item untuk setiap organisasi, yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan keseluruhan per organisasi dan jenis organisasi.Â
Dengan meniai kesiapan penggunaan big data pada sektor public teori tersebut bisa di gunakan dalam meniai kesiapan organsiasi dalam penggunaan big data yang baik sehingga big data yang di dapat bisa di Kelola dengan baik dan tidak menimbukan kebingungan dan pertanyaan di masayarakat.