Sabtu sore yang cerah, kehidupan di Desa Dashmir dengan hembusan angin gurun dan teriknya panas matahari menjadi hal biasa.
Tiba pukul 3 sore, suara gemuruh angin berhembus kencang, menghepas pasir beredar di udara, debu-debu jalan di Dashmir menguap menutup jalan, khukhuk kutuplak kutuplak hiat suara penungga kuda samar-samar terlihat dari kejauhan, menerobos debu-debu dan pasir.
"Selamat sore Tuan Abdu Jaq, saya datang kemari hendak mencari Putri". Tuan Abdu jaq mengelengkan kepala, seraya cepat mengambil sesuatu di dekat pinggangnya. Suatu pistol angin yang berisi peluru 7 peluru segera ditodongkan kepada sang penunggang kuda. "Apasi apasi" semua orang keheranan melihat kejadian yang begitu cepat. Dashmir yang sunyi sepi berubah menjadi riuh berisik dan panik.
Hendak Tuan Abdu Jaq menembak,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H