Gambar : Selat Madurra, Tampak Suasana Kapal-kapal dan Pegunungan di Kejauhan (foto: bocahpetualang.com)
Matahari tepat di atas kepala, bus yang tidak dilengkapi pendingin terasa sangat panas. Pelabuhan Kamal sangat ramai dipadati oleh para pedagang asongan, penumpang yang hendak menyebrang dan bus-bus yang sedang antri untuk masuk ke kapal Ferry. Ini adalah cara satu-satunya untuk sampai ke Pelabuhan Ujung Surabaya.
Pemerintah sebenarnya telah lama merencanakan pembangunan jembatan Suramadu (Suarabaya-Madura) untuk menghubungkan Kamal-Ujung.
Saat ini pelabuhan Kamal satu-satunya yang berfungsi sebagai pelabuhan angkutan penyeberangan antarpulau yang terdapat di Kecamatan Kamal Pulau Madura. Terdapat kapal Ferry yang melayani pelayaran dengan jarak tempuh sekitar tiga puluh menit untuk melintasi Selat Madura ini.
Bus yang aku tumpangi bergerak pelan memasuki kapal, Mayasari, perempuan yang selama perjalanan Sumenep - Bangkalan, tidak pernah berhenti bicara, kini tertidur pulas di sampingku. Aku memandang wajahnya, hal yang tak pernah berani ku lakukan saat ia terjaga. Cantik dan manis, alisnya tebal, kata Babeku, perempuan beralis tebal biasanya memiliki karakter yang keras, tapi penyayang.
Keringat mengalir di kening dan mengenai matanya, ia tergagap dan terbangun. Aku berpura-pura serius membaca Novel Tenggelamnya Kapal Vanderwick yang sengaja ku keluarkan dari tas sejak bus antri tadi.
"Kapalnya udah jalan ya?" Ia bertanya kepadaku
"Iya, barusan saja. Lumayan lama kita ngantri tadi," Jawabku, masih pura-pura serius, tapi tak sebaris kalimat pun yang aku baca.
"Biasanya, saat siang hari tidak terlalu padat." Tanpa menunggu aku menjawab ia melanjutkan kata-katanya.
"Andai aku tidak sedang mengejar jadwal pesawat sore nanti, sebenarnya aku lebih senang menyeberangi selat ini sore hari, sekitar pukul lima sore. Aku bisa menikmati sepoinya angin laut. Ketika cuaca cerah, aku juga bisa menyaksikan sunset. Pemandangan lampu-lampu dari kapal-kapal besar yang sedang membuang sauhnya di Selat Madura maupun Pelabuhan Tanjung Perak kala malam mulai menjelang juga tak kalah indahnya untuk dinikmati." Ia terus menjelaskan seperti pemandu wisata.