Alhamdulillah, di sela-sela kegiatan konferensi besar Gerakan Pemuda Ansor XXIII di Hotel Mercure Minahasa Provinsi Sulawasi Utara, saya selaku ketua PW GP Ansor Sumatera Barat sebegai peserta konbes berkesempatan menziarahi makam Tuanku Imam Bonjol, pada hari sabtu, tanggal 19/9/2020 tengah malam pukul 23.45 WITA setelah mengikuti pertemuan dan makam malam di kediaman pribadi Gubernur Sulawesi Utara.
Acara konferensi Besar GP Ansor yang dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Ir H Joko Widodo secara virtual di Istana Bogor dan peserta konbes di Minahasa Sulawesi Utara yang dihadiri secara langsung oleh Gubernur, Wakil Gubernur, unsur Forkompimda, Ketua Umum dan segenap pimpinan pusat dan Ketua PW dan pengurusnya GP Ansor se Indonesia dengan mengikuti protokol kesehatan.
Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari itu, dimulai tanggal 18 sampai 20 September 2020 berlangsung aman, cepat dan khidmat mengingat situasi bangsa masih dalam suasana pandemi covid 19.
Di sela-sela kegiatan itu  saya berziarah ke makam Tuanku Imam Bonjol. Mengingat padatnya acara saya. Pada hari Minggu pagi, 20/9/2020 saya harus kembali pulang, karena tiket pesawat saya chek in pukul 08.50. Maka saya putuskan di sela-sela acara saya sempatkan untuk menziarahi makam pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera Barat, bahkan namanya diabadikan sebagai nama salah satu universitas Islam terbesar di Sumatera Barat yaitu Universitas Islam Negeri Imam Bonjol, dimana saya adalah salah satu alumni dari kampus tersebut.
Rasanya tidak afdhal dan pasti terasa kurang jika saya tidak menziarahi makamnya. Apalagi ziarah kubur tersebut menjadi salah satu tradisi bagi Nahdliyyin untuk mengingatkan kematian dan mengenal sejarah perjuangannya. Meskipun Tuanku Imam Bonjol itu dalam gerakan keagamaannya terkenal dengan gerakan puritan yang tidak mentradisikan ziarah kubur.
Pada saat saya menziarahi makam beliau, saya ketemu dengan penjaga makamnya yang beliau menyebutkan namanya Abdul. Beliau adalah generasi keempat dari keturunan Tuanku Imam Bonjol.
Mendengar saya berasal dari Sumatera barat, beliau langsung menyampaikan harapan dan keluhannya, terkait dengan kondisi bangunan makam Tuanku Imam Bonjol tersebut. Sambil bercerita dan menyampaikan sejarah Tuanku Imam Bonjol, Â beliau menunjuk atap makam ulama tersebut.
"Atapnya sudah mulai banyak yang rusak. Kemudian jenjang tempat turun ke tempat batu sholat beliau sudah hampir robah. Dikhawatirkan akan menimbulkan korban bagi pengunjung. Hal itu sangat berbahaya"katanya menceritakan.
Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa sebelumnya sudah ada bupati pasaman yang berkunjung, bahkan juga sering anggota DPRD yang berasal dari Sumatera Barat datang, tapi tidak ada perkembangan dan informasi tindaklanjutnya.
Ia menyebutkan selalu menyampaikan keluhan dan harapannya terkait dengan perbaikan dan renovasi bangunan di sekitar makam.
Saking begitu berharapnya supaya aspirasi dan permintaannya ditindaklanjuti, beliau meminta berfoto berdua dengan saya menggunakan HP nya. Ia juga meminta nomor HP saya.