Latar belakang tentang situasi yang dihadapi
Penulis mempraktekan aksi nyata pengambilan keputusan pada rekan sejawat, dalam rencana di bagian demonstrasi kontekstual penulis akan melakukan aksi nyata kepada Pak Bangkit Raharja guru Bahasa Indonesia namun karena beliau ada halangan jadi penulis merubah rencana dan jadwalnya pun mengalami perubahan awalnya akan dilaksanakan pada hari Selasa 24 Mei 2022 menjadi Selasa 31 Mei 2022, rekan sejawat yang akan membantu penulis adalah guru seni budaya Pak Dede Miftah.
Pak Dede Miftah merupakan guru seni budaya sekaligus wali kelas 9 di SMP Darul Falah Cihampelas Bandung Barat, di rumahnya beliau juga sebagai ketua Yayasan Al-Furqon lembaga pendidikan salah satunya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sebagai ketua yayasan, beliau memiliki tanggung jawab juga terhadap kegiatan yang ada di yayasan tersebut. Sekarang pembelajaran kelas 9 sudah berakhir, Pak Dede Miftah sedang libur sudah tidak ada jam mengajar, sebagai wali kelas Pak Dede Miftah sedang mengerjakan buku raport siswa dan menyelesaikan berbagai hal yang berhubungan dengan nilai siswa dan membantu para siswa melakukan pendaftaran ke jenjang SMA/SMK.
Saat ini Pak Dede Miftah sedang menghadapi persoalan dua pilihan, yang pertama harus mendampingi kegiatan yayasan ke daerah Soreang dan yang kedua harus berada di sekolah menyelesaikan nilai rapor siswa serta membantu proses pendaftaran siswanya ke SMA/SMK. Sebagai ketua yayasan posisinya sangat diharapkan keberadaanya oleh para pengajar di yayasan apalagi beliau satu-satunya laki-laki di yayasan tersebut, keberadaan sosok beliau tentunya akan memberikan pengaruh besar terhadap kelancaran kegiatan yayasan namun di sisi lain keberadaanya di sekolah juga sudah ditunggu dan sangat dibutuhkan oleh para muridnya.
Alasan mengapa melakukan aksi tersebut
Saat mendengar permasalahan yang dihadapi rekan sejawat, penulis ingin berbagi ilmu yang dipelajari dalam pendidikan guru penggerak terkait materi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan berharap rekan guru yang lain memahami serta mampu menerapkanya dalam pembelajaran di lingkungan sekolah, pribadi ataupun masyarakat. Penulis meyakini bahwa permasalahan yang dihadapi rekannya merupakan dilema etika, maka penulispun berniat membantu rekannya dengan mempraktekan langkah-langkah pengambilan keputusan dan juga saling memberikan masukan apakah setelah dianalisis keputusan yang diambil sudah tepat atau belum, apa prinsip pengambilan keputusan yang digunakan dan paradigma dilema etika yang terjadi.
Hasil aksi nyata yang dilakukan
Hasil analisa dilema etika yang dihadapi rekan penulis dengan menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan sebagai berikut :
- Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, masalah yang dihadapi berhubungan dengan aspek moral dan mengidentifikasi nilai yang saling bertentangan, benar Pak Dede Miftah mengikuti kegiatan yayasan karena merupakan tugas dan tanggung jawab ketua yayasan sehingga kepercayaanpun akan tetap terjaga dan benar Pak Dede Miftah datang ke sekolah untuk menemui para murid untuk menyelesaikan nilai-nilai rapor dan membantu proses pendaftaran online ke SMA/SMK karena selain tanggung jawab sebagai wali kelas juga bisa membantu menghantarkan anak-anaknya untuk bersekolah di tempat yang mereka cita-citakan.
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, orang-orang yang terlibat dalam situasi ini Pak Dede Miftah, pengurusan yayasan dan para murid
- Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, ada dua kegiatan yang bersamaan, dilingkungan rumah/keluarga dan di tempat mengajar disekolah, keduanya membutuhkan keberadaan Pak Dede Miftah sebagai ketua yayasan dan wali kelas murid. Ibu-ibu para pengajar di Yayasan yang dipimpin Pak Dede Miftah mengharapkan beliau bisa mengikuti kegiatan yayasan di Soreang dan Para murid di sekolah menunggu dan membutuhkan bantuan beliau sebagai wali murid
- Pengujian benar atau salah,Â
- Uji legal, situasi ini tidak ada aspek pelanggaran hukum dan termasuk dilema etika, benar lawan benar
- Uji regulasi, tidak ada pelanggaran peraturan ataupun kode etik profesi
- Uji Intuisi, tindakan tidak berlawanan dengan nilai-nilai yang diyakini
- Uji publikasi, tidak apa-apa kalau dipublikasikan
- Uji panutan/idola, seorang panutan akan mengambil keputusan yang paling dibutuhkan oleh banyak orang.
- Pengujian paradigma benar lawan benar, situasi yang terjadi termasuk jangka pendek lawan jangka panjang ( short term vs long term)
- Melakukan prinsip resolusi, menggunakan prinsip “Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
- Investigasi Opsi Trilema, muncul pilihan ketiga, Pak Dede Miftah menyelesaikan tanggung jawabnya di sekolah terlebih dahulu, jika memungkinkan maka setelah selesai maka akan segera menyusul ke acara dari Yayasan.
- Buat Keputusan, Pak Dede Miftah membuat keputusan dari opsi ketiga yaitu menyelesaikan tanggung jawabnya di sekolah terlebih dahulu, jika memungkinkan maka setelah selesai maka akan segera menyusul ke acara dari Yayasan.
- Lihat lagi keputusan dan refleksikan, keputusanyang diambil sudah tepat karena berhubungan dengan masa depan murid (jangka panjang) dibanding kegiatan yayasan akan ada lagi di kesempatan selanjutnya dan Pak Dede Miftah tetap akan mengusahakan menghadiri kegiatan yayasan setelah tanggung jawab sebagai wali murid selesai.Â
Pembelajaran yang bisa penulis ambil dari kegiatan aksi nyata pengambilan keputusan, penulis semakin paham urutan 9 langkah-langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Situasi yang termasuk dilema etika yaitu saat situasi benar lawan benar dan saat terdeteksi sebagai dilema etika pengambilan keputusan diambil berdasarkan keyakinan nilai-nilai yang dipegang melalui pengujian untuk mendapatkan keputusan yang lebih tepat. Namun saat situasinya benar lawan salah artinya bujukan moral maka keputusan terbaik adalah memilih yang benar. Pembelajaran lain yang penulis dapat setelah melakukan aksi nyata pengambilan keputusan ke rekan sejawat awalnya penulis memahami saat di bagian uji publikasi bahwa keputusan yang dipilih diantara dua situasi benar selalu merasa tidak nyaman namun saat dikaji ulang ternyata kurang tepat, situasi yang tidak nyaman saat dipublikasikan adalah jika situasi yang dihadapi itu bujukan moral maksudnya untuk dilema etika karena merupakan situasi benar maka saat menjadi viral itu tidak apa-apa karena bukan suatu kesalahan tidak harus merasa tidak nyaman.
Sebagai pendidik dalam dunia pendidikan sering kali menghadapi situasi dilema etika baik yang berhubungan dengan diri sendiri, murid atau rekan sejawat dan keputusan yang tepat adalah keputusan yang berpihak pada murid dengan melalui 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 4 paradigma dilema etika. Kedepan penulis akan sering menerapkan materi ini di sekolah dan akan lebih hati-hati dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Selain itu juga akan mengajak lebih banyak lagi rekan sejawat untuk berdiskusi perihal ini dan sama-sama menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari khususnya di sekolah demi mewujudkan ekosistem sekolah yang aman, nyaman dan bahagia.
Setiap ada tantangan untuk menerapkan ilmu baru di pendidikan guru penggerak dalam bentuk aksi nyata penulis sering merasa kebingungan apa yang harus dilakukan jika harus melibatkan orang lain, tidak semua orang mau atau memiliki waktu untuk diajak berdiskusi, penulis meyakinkan diri sendiri bahwa adalah sesuatu yang baik jika kita bisa berbagi apa yang kita punya. Setelah bisa menerapkan aksi nyata pengambilan keputusan dengan rekan sejawat penulis merasa bahagia karena bisa saling berbagi pengalaman, penulis makin mengasah keterampilan pengambilan keputusan dan rekan sejawat menjadi tahu bagaimana menganilisis permasalahan saat menghadapi dilema etika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H