Masa remaja ditandai dengan berkembangnya rasa ingin tahu yang tinggi dalam berbagai hal, termasuk dalam bidang seks. Masa remaja adalah masa pubertas, organ reproduksi akan berkembang dan mengalami kematangan. Hormon mulai berfungsi sehingga menyebabkan perubahan fisik maupun perubahan hasrat seksual pada remaja. Selain itu, muncul ketertarikan dengan lawan jenis karena hormon mulai berfungsi sehingga hasrat seksual pada remaja meningkat (Aryanti ab Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu JlWirapati -Sindang, 2024).Â
Usia remaja akan mengalami fase rasa ingin tahu yang tinggi dan ingin mencoba suatu hal baru, dorongan tersebut akan menyebabkan perasaan ambisius pada remaja meningkat drastis. Hal tersebut dapat berdampak baik jika remaja dapat mengontrol dirinya dan dibekali dengan ilmu yang cukup. Namun, dapat berdampak buruk jika tidak didukung dengan lingkungan dan kontrol diri yang baik.Â
Fenomena kenakalan remaja salah satu contohnya adalah hamil diluar nikah, fenomena tersebut adalah salah satu contoh remaja yang tidak memiliki kontrol diri yang baik. Terbukti dengan adanya 34.000 permohonan dispensasi kawin yang diajukan kepada Pengadilan Agama pada Januari hingga Juni 2020, yang 97%-nya dikabulkan (katadata.co.id, 12 Oktober 2021).Â
Remaja yang tidak memiliki kontrol diri yang baik dapat membahayakan dirinya maupun orang lain. Mereka bisa melakukan apa saja karena fase ini mereka mendapatkan dorongan kuat untuk mengeksplor hal baru. Jika tidak dibekali dengan ilmu, tentu hawa nafsu akan mendominasi diri mereka yang menyebabkan mereka berani berbuat apa saja.
 Banyak faktor yang mendorong fenomena tersebut. Pada era globalisasi sekarang didukung oleh kemajuan dan kecanggihan, teknologi yang semakin canggih menjadi sarana untuk siapapun dalam mengakses segala informasi bahkan dari ujung belahan dunia sekalipun.Â
Terlebih lagi masa remaja merupakan masa dengan memiliki sikap rasa ingin tahu yang sangat tinggi dalam hal apapun, dengan demikian masa remaja masuk dalam kategori masa yang rentan, karena jika rasa ingin tahu yang tinggi tersebut tidak dapat dikontrol dengan b
aik akan menjerumuskan kepada hal hal negatif yang tidak bermanfaat seperti mencoba suatu hal baru yang melanggar norma maupun agama(Penelitian et al., 2021). Rasa ingin tahu yang tinggi dapat menimbulkan sesuatu yang positif maupun negatif, positifnya jika remaja dapat mengontrol perasaan tersebut, mereka dapat memanfaatkan sebagai motivasi pendukung untuk mencari ilmu, seperti mengeksplor ilmu pengetahuan baru. Negatifnya jika mereka tidak dapat mengontrol perasaan tersebut, mereka cenderung menggunakan rasa ingin tahu nya kepada hal hal yang salah dan menyimpang.
 Disamping itu, terdapat faktor internal yang mempengaruhi remaja dalam mengontrol dirinya. faktor internal, atau lebih umum diartikan dengan keadaan di dalam diri remaja itu sendiri. Perubahan fisik dan peran sosial akan menjadi tantangan perkembangan bagi seorang remaja.Â
Remaja mungkin melakukan tindakan penyimpangan dan memiliki sikap yang terlalu merendakan diri sendiri, atau selalu meninggikan diri sendiri karena mereka ingin diakui atau mendapatkan suatu pengakuan dari orang lain. Mereka cenderung mencari cara pintas untuk menyelesaikan masalah.Â
Mereka percaya bahwa jika mereka tidak melakukannya, mereka akan dianggap tidak gaul dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Selain itu terdapat faktor eksternal juga mempengaruhi remaja dalam berperilaku, faktor eksternal adalah faktor yang terjadi di luar diri seorang remaja dan yang memberi dorongan paling besar dalam memberikan dampak terhadap perilaku diri seorang remaja.
 Seorang yang sering berkumpul bersama dengan kelompok nya, tentunya mereka akan terpengaruhi oleh sifat dan perilaku dari teman teman satu kelompoknya(Penelitian et al., 2021), jika teman kelompok nya berperilaku baik dan tidak menyimpang tentunya akan memberikan pengaruh yang baik kepada sekitarnya.