Dahulu, jauh sebelum revolusi teknologi datang kita melakukan transaksi dengan metode konvensional. Terdapat perbedaan yang begitu signifikan dalam hal metode pembayaran. Nenek moyang kita dahulu, sebelum dikenalkan oleh uang berbentuk fisik, mereka melakukan hubungan transaksional dengan metode barter. Barter adalah sistem pembayaran dengan cara menukar barang dengan barang, atau bisa juga barang dengan jasa (Lyman, 2021). Sekitar tahun 770 SM, warga negara China mulai melakukan transaksi dengan menggunakan alat pembayaran yang serupa dengan koin modern saat ini. Namun, pada masa ini produksi koin belum dilakukan secara masal (Lyman, 2021). Lalu, pada tahun ke-660 SM, dicetaklah koin resmi pertama oleh Raja Alyattes dari Lydia. Koin-koin ini berbahan dasar Electrum yang merupakan campuran dari perak dan emas yang terbentuk secara alami (Lyman, 2021). Dari koin bertransisi ke mata uang kertas. Sekitar tahun 700 SM, masyarakat China mengubah sistem pembayaran mereka dari yang tadinya berbentuk koin menjadi uang kertas.
Dunia kian berevolusi, pun teknologi. Pada abad ke-21, terlahir dua sistem pembayaran model baru, yakni metode seluler dan mata uang virtual. Pembayaran seluler adalah transaksi yang dilakukan melalui perangkat elektronik portabel, seperti ponsel, smartphone, atau perangkat tablet (Beattie, 2022). Metode pembayaran seluler juga dapat digunakan untuk mengirim uang ke kolega atau anggota keluarga. Mata uang virtual, Bitcoin dirilis pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto (nama samaran), dengan pesat Bitcoin menjadi standar mata uang virtual (Beattie, 2022). Sesuai dengan namanya, mata uang virtual tidak memiliki mata uang fisik. Melansir dari laman resmi Bank Indonesia bahwa mereka meluncurkan standar Quick Response (QR) Code untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik atau mobile banking yang disebut dengan QR Code Indonesian Standard (QRIS) (Bank Indonesia, 2019). QRIS ini diluncurkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada tanggal 17 Agustus 2019 (Nugroho, 2020). QRIS dihadirkan dengan tujuan 'mempermudah' transaksi melalui metode pembayaran digital.
Dengan hadirnya QRIS, metode pembayaran konvensional---uang dan koin, telah tergantikan dengan sebuah barcode. Sebuah disrupsi dalam bidang financial technology baru saja terjadi. Jika dahulu, ketika ingin membeli sesuatu atau melakukan hubungan transaksional, kita tak bisa terlepas oleh uang, baik kertas maupun koin. Saat QRIS legal, kebiasaan bertransaksi dengan metode konvensional tadi bergeser. Dompet semakin menipis bukan karena tak ada uangnya, namun uang tersebut beralih menjadi virtual. Dahulu, risau rasanya saat dompet tertinggal ketika ingin pergi ke suatu tempat. Namun, saat ini, perasaan gundah dompet tertinggal tak sebegitu mengkhawatirkannya, asal ada smartphone di genggaman. Secara harfiah, semua bisa dilakukan dengan menggunakan satu perangkat mobile. Hanya dengan satu kali pindai (scan) semua dapat teratasi. Mulai dari isi pulsa, tagihan listrik, tagihan air, beli minum di kedai kopi overpriced, hingga makan di warteg bahari pun sudah bisa bayar dengan metode QRIS. Tak perlu khawatir uang palsu beredar atau direpotkan dengan kembalian yang diganti dengan permen, QRIS hadir untuk mengatasi hal-hal semacam ini. Just scan and go!
References
Bank Indonesia. (2019, Agustus 17). QRIS, SATU QR CODE UNTUK SEMUA PEMBAYARAN. Retrieved from BANK INDONESIA: https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/SP_216219.aspx
Beattie, A. (2022, September 17). The History of Money: From bartering to banknotes to Bitcion. Retrieved from Investopedia: https://www.investopedia.com/articles/07/roots_of_money.asp
Lyman, C. (2021, September 22). Evolusi Sistem Pembayaran di Indonesia dan Dunia. Retrieved from PINTU: https://pintu.co.id/blog/evolusi-sistem-pembayaran-di-indonesia-dan-dunia
Nugroho, A. (2020, Agustus 24). Apa Itu QRIS? Ini Manfaat Untuk Penjual & Pembeli. Retrieved from Qwords: https://qwords.com/blog/qris-adalah/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H