Mohon tunggu...
Rahmatika DwiLatifah
Rahmatika DwiLatifah Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa IAIN Jember'19

Serius Tapi Santuy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jadilah Guru Sekaligus Pendidik

18 April 2020   07:44 Diperbarui: 18 April 2020   07:54 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak saya bersekolah saya jarang menemui pendidik selama saya di sekolah. Sejak duduk di bangku SD sampai SMA, saya bisa menyebutkan siapa saja pendidik yang pernah saya temui. Pendidik itu lebih dari sekadar guru. Pendidik adalah seseorang yang mendidik peserta didiknya, tanpa menggurui. Pendidik ialah seorang yang memposisikan dirinya setara dengan peserta didik. Mungkin bagi sebagian orang, membahas seorang guru dengan pendidik adalah yang tidak perlu dilakukan. Banyak yang bilang guru ya pendidik, pendidik ya guru. Mereka itu sama. Menurut saya, arti guru dan pendidik adalah dua hal yang beda.

Saya membaca pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidik itu orang yang mendidik dan guru ialah orang yang pekerjaannya mengajar. Dari definisi keduanya pun sudah terlihat beda bukan? Guru itu adalah profesi, sedangkan pendidik belum tentu. Bisa jadi pendidik melakukan kegiatannya tidak untuk dibayar. Dilihat dari segi harfiah, guru dan pendidik adalah dua hal yang berbeda. 

Dari definisi Guru dalam KBBI saya bisa simpulkan bawa Guru dipandang lebih tinggi daripada murid. Guru menganggap merekalah satau-satunya titik perhatia saat sudah berada di dalam kelas. Tanpa kita sadari, kesempatan murid untuk berbicara itu dibatasi. Maka dari itu, kurikulum pendidikan lebih memilih metode diskusi dibandingkan dengan metode ceramah dalam proses pembelajaran.

Terkadang guru tanpa sadar membangun pembatas antara dirinya dengan si murid. Untuk menempatkan kehormatan sebagai seorang guru. Namun kenyataannya, ketika pembatas sudah terbangun kokoh dan posisi guru lebih tinggi, sebenarnya murid tidak sepenuhnya respeck, bisa dikatakan murid itu takut. Takut salah, takut nilainya jelek dan takut tidak naik kelas. Saat ini saja masih banyak toh murid yang takut menjawab pertanyaan dari guru? Padahal murid itu perlu diberi dukungan atau semacam respon baik agar kelakuan positifnya bisa terulang. Seperti tidak mencemooh, itu sudah termasuk bentuk menghargai.

Pendidik memiliki makna yang lebih luas, pendidik tidak hanya bisa dijumpsi di sekolah formal, namun juga sekolah informal. Di dalam keluarga, Orang tua kita lah yang mendidik. Pendidik ialah seorang yang memposisikan dirinya setara dengan peserta didik. Pendidik tidak akan malu mengakui bahwa ketika di dalam kelas bukan mereka yang paling pintar. Bisa jadi, ada peserta didik yang lebih pintar. Pendidik itu hanya menang pengalaman hidup saja. Dengan begitu, pendidik tidak akan malu untuk sharing  dan belajar bersama dengan peserta didiknya.

Kelas menjadi lebih dinamis dan nyaman jika tidak ada pembatas antara guru dan murid. Kenyamanan dalam sekolah tidak diukur dari tersedianya fasilitas yang ada di sekolah. Kenyamanan itu ada jika pendidik dan peserta didik hidup saling berdampingan dan belajar bersama, tanpa memandang rendah pihak lainnya. 

Guru adalah profesi yang mulia, karena pada hakikatnya tugas seorang guru adalah mengajar murid untuk menjadi lebih baik. Namun jika mengajar guru kurang tepat, maka hasilnya tidak akan maksimal. Guru perlu menjadi pendidik, yang sadar bahwa peserta didik juga human being. Mereka adalah human being yang perlu belajar dan gurulah yang harus menjadi teladan yang baik, dan teman belajar yang baik pula.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun