Mohon tunggu...
Tya Zacharia
Tya Zacharia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

only a real me...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FSC] Teruntuk Lelaki Hinaku...

13 Agustus 2011   13:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:50 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelakiku..

Mohon minta waktumu sebentar, untuk membaca surat dariku yang kutulis dengan hati tersayat perih dan tercabik-cabik, pun menggunakan kertas yang tidak harum dan tidak bergambar bunga atau hati.

Maaf pula jika engkau temui beberapa noda bundar di beberapa bagiannya, itu adalah lelehan air mata yang tak kukehendaki terjatuh bercampur sisa-sisa maskara yang setiap pagi kupakai tanpa pernah ku bersihkan. Tetap lanjut ku menuliskannya, karena aku ingin menyelesaikannya segera untukmu.


Lelakiku..

Aku telah menggugurkannya lima hari lalu.. calon bayi kita telah kubuang.. bukan aku.., jangan menghujatku dulu, itu bukan kehendakku. Rontaanku tidaklah cukup kuat menghalangi mereka berbuat itu padanya, aku terlalu lemah, tiada daya menghentikannya sampai akhirnya aku terbangun dengan rasa sakit yang sangat disekujur tubuhku. Tinggallah tubuh yang kini kurus dan ringkih milikku ini yang hanya bisa terbaring setiap hari ditempat tidur tanpa penghiburan, jendela tinggi di kamar ini pun kusam dan bergordyn lusuh, seperti sengaja mereka ciptakan untukku, untuk mengasingkanku sendirian, dalam keremangan siang dan kepekatan malam. Tak ada cermin untukku mengamati keadaan wajah dan tubuhku saat ini, untukku dapati paksaan senyum penawar kesepian, atau untukku mengingat lagi kebanggaanku pada tubuh harum indah milikku dulu yang membuat engkau jatuh hati padaku, seperti juga engkau jatuh hati pada legam hitam rambut panjangku yang kini mulai menipis, kusut, dan tak berkilau.


Lelakiku..

Darah ini tak pernah berhenti mengucur sejak kejadian itu, setiap harinya bertambah banyak saja yang terbuang keluar, aku semakin takut dibuatnya. Namun, itu tidak membuat mereka khawatir, mereka lebih khawatir jika penyebabnya terbongkar, takut jika aib ini mempermalukan mereka. Padahal aku, perempuan dewasa ini sudah berulang kali menyampaikan bahwa ini adalah murni aibku seorang, bukan aib siapa-siapa, mereka, ibu dan ayah sudah sangat baik mendidikku, tak ada yang salah dengan mereka.


Lelakiku..

Aku, perempuan baik-baik yang kini hina, tergelincir jatuh dalam karena cinta, juga engkau pria baik-baik yang berubah hina, tergelincir jatuh dalam juga karena cinta, kita berdua sama-sama jatuh hina karena cinta. Terlupakan semua prinsip hidup dan keteguhan menjaga kesucian, tergoyah keimanan pada Rabb sang maha kuasa karena manisnya madu asmara, tak sanggup mengekang hasrat kasih yang mendera. Padahal, bukan itu doa yang pernah kupanjatkan dirumahNya dulu, aku hanya meminta seorang lelaki baik datang padaku dan menjadi imamku, bukan melepaskan semua kepatuhan padaNya demi cinta seperti ini.


Lelakiku..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun