Mohon tunggu...
Rahmat HM
Rahmat HM Mohon Tunggu... -

Penulis, Wartawan, Dosen, Seniman, Pengusaha

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kidung Cinta Ar-Rahman

25 Oktober 2011   13:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:31 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rabb, pagi ini kudengar lagi lantunan cintaMu dalam kalam surah Ar-Rahman. Aku tak tahan untuk turut serta melafazkan ayat demi ayat jejak kasihmu dalam runutan cinta suci wahyu demi wahyu. Rabb, tak tahan rasanya kuutarakan rasa ini padaMu. Rabb, aku mencintaiMu, mengagumi, merindukanMu, sangat merindukanMu.

Biarkan mereka mengejar yang lain. Biarkan mereka mereguk dunia. Biarkan mereka semua menikmati madu kehidupan ini. Aku takkan peduli. Takan peduli. Hanya diriMu yang kunginkan Rabb. Bukan ka'bah. Bukan surga. Bukan apapun. Hanya Engkau. Hanya Engkau yang dapat memuaskan dahaga jiwaku, Rabb.....

Seakan suaraMu merdu berdendang melalui siulan burung-burung pagi ini. Seakan rinduMu panas membakar dari siraman cahaya matahari siang ini. Seakan kau dekap aku mesra pada kabut senja ini. Dan saat lelah aku rebah istirah di pangkuan malam, Engkau malam membelai, bisikan cinta, "temui Aku di sepertiga malam". Dan aku terbangun, seakan senyum rembulan adalah diriMu yang tulus menerima cintaku. Dendangkan Ar-Rahman saat lutut-lutuku berdiri gemetar. Hangat terasa mengalir air mata seakan kasihMu lembut memelukku.

Ya Rahman, begitu banyak kisah pahit terjadi, kesedihan, penderitaan, trauma, bimbang, bingung, kehilangan arah, sEndiri, ditinggalkan dan kehilangan segala. Tapi aku akan tetap bertahan. Kumohon ijinkan aku tetap menjadi hambaMu. Ajarkan aku menjadi pemujaMu yang setia. Ijinkan aku kembali padaMu membawa iman yang murni. Tiada cinta sejati kecuali cintaMu.

Rabb, terimalah cintaku...

==================

Pondok Kelapa, 21/10/2011

Rahmat HM

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun