Mohon tunggu...
Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - PPK kecamatan / Mahasiswa pasca hukum UIN Mahmud Yunus BTS

Hobi traveling,membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Randai" Teater Rakyat Minangkabau

22 April 2024   23:34 Diperbarui: 22 April 2024   23:40 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: By Rahmat Hidayat 

Sebagai masyarakat minangkabau tidak asing lagi dengan istilah "randai" (kesenian teater yang memadukan unsur kesenian seperti silat, tari, lagu, dan dialog cerita) dari alur randai juga sering disebut "bacurito atau bakaba" menyampaikan pesan pesan moral.

pengertian secara harfiah saya mengutip dari dari badan bahasa nasional "Di Minangkabau, Randai merupakan kesenian pamenan rang mudo (permainan anak muda). Randai adalah suatu bentuk kesenian lama, yang dapat juga dikatakan seni drama, tari, dan suara khas Minang. Dikatakan "drama" karena suatu "kaba" yang dipertunjukkan  diperankan oleh pelakunya melalui gerak (action). Antarwacana  dialog), semita (mimic). Ada pula dimulai dengan sejenis prolog, sekali-kali berisilkan prolog.

kilas balik

Dari pengertian randai yang telah saya sampikan tadi, berangkat dari semangat dan membuktikan bahwa pemuda masih peduli dengan adat, kebudayan dan seni asli minangkabu, salah satunya pemuda Jorong Koto Laweh Kecamatan Tanjuang Baru kabupaten Tanah datar mencoba meimplemetasikan randai.

semangat dan cinta budaya yang tinggi, pemuda sukses menampilkan 2 cerita randai (Anggun Bainai dan Lareh Simawang) dalam acara Pagelaran pentas dalam rangka acara memeriahkan Hari raya Idul Fitri, penampilan randai tersebut mendapatkan suport dan apresiasi yang besar dari masayarakat bahkan beberapa respon posistif yang diberikan.

Kesimpulan

harus dan menjadi kewajiban bersama untuk melestarikan dan mempertahankan budaya ini tidak hilang dan terkuras habis oleh zaman, era globalisasi dan kemajian teknologi yang cepat, diantara kaum muda yang sibuk dengan gedget masih ada yang peduli dan melestarikan budaya asli minangkabau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun