Mohon tunggu...
Rahmat Thayib
Rahmat Thayib Mohon Tunggu... Penulis - Sekadar bersikap, berharap tuna silap.

Sekadar bersikap, berharap tuna silap. Kumpulan tulisan saya: http://rahmathayib.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Baliho Bergambar SBY dan Ani Yudhoyono Dirobek, ke Mana Riau yang Cinta Damai?

15 Desember 2018   12:36 Diperbarui: 15 Desember 2018   23:30 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata SBY menerawang. Meski memikul segunung sedih di dada, ia tersenyum kepada masyarakat yang menyapanya di jalan. SBY mohon maaf tidak bisa memenuhi keinginan mereka untuk bersalaman atau foto bersama seperti yang lazim ia lakukan saat berkunjung ke kota-kota di Indonesia. Ada sesuatu yang mesti dipastikannya lebih dahulu.

Ternyata laporan itu benar adanya. Di antara bendera-bendera parpol yang terpasak di pinggir jalan itu, ada banyak bendera-bendera yang kandas ke tanah. Robek-robek bahkan. Itu bendera Partai Demokrat. Konon, ada ribuan bendera dan baliho Partai Demokrat yang dihantam vandalisme.

SBY mengangkat sendiri sebidang baliho yang tumbang di jalanan. Baliho selamat datang bagi SBY dan Ibu Ani Yudhoyono di Riau. Ada sayatan melintang yang bahkan membelah wajah SBY dan Ibu Ani Yudhoyono di baliho itu.

"Ini...," SBY meremas dada, "... menyayat hati ya. Ini ulah pihak-pihak..." SBY menghela nafas panjang," ...tertentu, atau Saudara-saudara kami, masyarakat Riau sudah berubah?"

SBY sangat hormat kepada masyarakat Riau. Baginya, masyarakat Riau adalah masyarakat yang cinta damai, yang sayang-menyayangi antar sesamanya, yang taat beragama. Ini karakter khas suku Melayu. Budaya pantun yang termasyhur jadi tanda betapa orang Melayu lebih mendahulukan adu argumen ketimbang main fisik dalam memecahkan masalah. Tidak tercatat dalam kamus Melayu apa yang disebut "main-belakang".

Jadi apa saudara-saudara kita yang berubah, atau ulah...mereka-mereka?

Merobek sosok seseorang di baliho adalah perbuatan tercela. Terlebih jika sosok yang dirobek adalah SBY.

Tahun depan SBY genap berusia 70 tahun. Hampir 50 tahun umurnya itu dibaktikan bagi kejayaan bangsa dan negara. SBY mengabdi di dunia militer selama 30 tahun, disambung sebagai menteri kabinet selamat 4 tahun, lanjut 10 tahun sebagai presiden RI ke-6.

Bahkan, selama 4 tahun ke belakang, SBY tetap mengabdikan dirinya bagi rakyat. Bersama AHY, dan kader-kader Demokrat lainya, SBY menyambangi ratusan kota/kabupaten di seluruh Indonesia untuk mendengar aspirasi rakyat. Aspirasi itu yang lantas diperjuangkan oleh kader-kader Demokrat di tanah air. Aspirasi itu pula yang menginspirasi 14 Prioritas Demokrat Untuk Rakyat sebagai janji politik Partai Demokrat jika kelak dipercaya rakyat.

SBY pun punya banyak kenangan di Riau. Mayoritas indah dan mengharukan. Cetak tangan SBY di Riau juga banyak. Misalnya, SBY pimpin langsung penanganan kabut asap di Riau; untuk pertama kali Pekan Baru menjadi Tuan Rumah PON ke XXII di tahun 2012; Jembatan Siak; atau SBY teken Perpres Percepatan Pembangunan Tran-Sumatera, termasuk tol Pekan Baru -- Dumai.  Masih banyak yang lain. Atas perhatiannya pada masyarakat Riau, LAM Riau mengenugerahi SBY gelar adat Seri Indra Setia Amanah Wangsa Negara.

sumber: tim Demokrat
sumber: tim Demokrat
Jadi apa masyarakat Riau sudah berubah, atau ini ulah...mereka-mereka?

Saya yakin dan percaya masyarakat Riau tidak berubah. Budaya Melayu yang cinta damai dan taat beragama mengendap di darah mereka. Tapi aksi vandalisme ini terang tidak serampangan, pasti terorganisasi. Butuh puluhan orang untuk merusak ribuan bendera dan baliho dalam tempo semalam.

Pertanyaan untuk apa? Atau untuk siapa?

Memang hari ini Presiden Jokowi melawat ke Riau. Ia akan dianugerahi gelar adat oleh LAM Riau. Tapi apa pula kaitannya. SBY bukan pesaing Jokowi. SBY adalah pendahulu Jokowi. SBY bukan capres dalam Pilpres 2019 mendatang.

Jujur saja, saya tidak terima. Dengan segudang jasa SBY untuk Indonesia dan Riau utamanya, tidak layak SBY diperlakukan begini rupa. Ini kezaliman yang nyata bagi SBY, salah satu putera bangsa terbaik yang pernah kita miliki.

Tapi, SBY memang negarawan. Seorang bapak bangsa. Meski dizalimi begini rupa, ia tidak balas gigi dengan gigi. Bukan tak mampu. Ribuan kader Demokrat di Riau siap turun tangan jika SBY menginstruksikan. Tapi itu bukan cara SBY. Itu bukan cara seorang Demokrat. Karena itu SBY memilih tetap bersabar dan menyerahkan persoalan ini ke aparat hukum.

Terima kasih Pak SBY. Becik ketitik olo ketoro. Tuhan selalu bersama orang-orang yang sabar.

Ada Tukang kayu membuat peti
Peti yang bagus berbahan kayu jati
Mari bersihkan diri dan sucikan hati
Jauhkan sifat dengki serta iri hati  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun