Mohon tunggu...
Rahmat Hadi
Rahmat Hadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@rahmathadi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Malam Minggu di Kota Yangon, Myanmar

28 September 2014   06:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:14 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_325947" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi) Sule Pagoda in Yangon, Myanmar"][/caption]

Bagaimana rasanya bermalam minggu di kota yang akan menjadi tempat perhelatan piala AFC  U19 October mendatang? Ikuti kisahku yang saat ini sedang melewatkan malam minggu di jantung kota Yangon, Myanmar.

Malam ini adalah malam minggu pertamaku di kota Yangon sejak tiba 4 hari lalu. Setelah menyelesaikan beberapa urusan pekerjaan, aku dan rekan-rekan sepakat untuk mencari makan malam di downtown kota Yangon. Diantar Joshua sang driver kantor, kami mulai menyusuri jalanan kota Yangon yang sore tadi diguyur hujan. Kali ini kami akan mencoba salah satu restoran halal yang ada di kota Yangon. Bagi rekan-rekan yang berencana untuk menonton secara langsung pertandingan piala AFC U19 di kota Yangon, informasi ini bisa menjadi referensi .

[caption id="attachment_325948" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi) Restoran di Yangon"]

1411835063465913027
1411835063465913027
[/caption]

Setelah melewati downtown, kami tiba di sebuah jalan raya yang tidak terlalu luas dan banyak kendaraan yang pastinya mobil karena motor tidak dijinkan beroperasi di dalam kota Yangon seperti yang sudah aku bahas di artikel sebelumnya.  Restoran Shwe Htoo yang menjual masakan halal menjadi tujuan kami. Walaupun namanya restoran, namun tempat ini juga menyediakan kursi-kursi plastic lengkap dengan tenda di depan restoran untuk pengunjung yang tidak tertampung di dalam resto yang terdiri dari 2 lantai. Saat kami tiba, seluruh kursi di lantai 1 sudah terisi dan kami menuju ke lantai 2. Beberapa menu campuran antara masakan Asia, India dan Arab kami pesan. Hal ini sesuai dengan warga Negara dan asal kami berempat (Aku dan Fauzan berasal dari Indonesia, Pak Hamid warga Negara Malaysia berdarah India Sumatra, dan Abdullah yang warga Negara Irak). Tentunya tak lupa kami memesan teh khas Myanmar yang rasanya mirip teh tarik di Aceh.

[caption id="attachment_325949" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi) Penjual Mie Goreng di Yangon"]

14118351281497017643
14118351281497017643
[/caption]

Seusai makan malam, kami mampir sejenak untuk melihat kehidupan malam di sekitar restoran tepatnya di depan kedai sebuah penjual mie goreng yang sangat unik. Jika di Jakarta mie goreng di buat diatas sebuah wajan besar, di tempat ini mie goreng di buat dengan cara seperti membuat martabak di atas sebuah wajan datar. Asap beraroma gurih juga tercium saat semua bumbu mulai dituang ke atas wajan.

[caption id="attachment_325950" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi) Sule Pagoda di Yangon"]

1411835199324825981
1411835199324825981
[/caption]

Kami melanjutkan perjalanan dengan tujuan berikutnya adalah Sule Pagoda. Bangunan unik yang menjadi landmark kota Yangon ini terbilang sangat unik . Terletak di tengah-tengah kota Yangon, Sule Pagoda menjadi tempat yang sangat strategis dan sering menjadi saksi beberapa kejadian politik di Myanmar. Kenapa? Ternyata Sule Pagoda ini jika di Jakarta mungkin seperti bundaran Hotel Indonesia (HI). Tempat ini sering dijadikan lokasi demonstrasi  dan beberapa kali menjadi saksi sejarah dalam peta perpolitikan kota Yangon dan negeri Myanmar yang awalnya bernama Burma atau Birma ini.  Pagoda yang berusia lebih dari 2500 tahun ini memiliki keunikan lain dari sisi letak. Selain terletak di persimpangan jalan berbentuk lingkaran, di depan Sule Pagoda juga terdapat Mesjid terbesar di kota Yangon yakni masjid Bengali Sunni Jamae (Central) Mosque. Ini mengingatkanku akan masjid Istiqlal yang terletak berhadapan dengan gereja Kathedral di Jakarta yang sebenarnya bisa menunjukkan kehidupan toleransi antar umat beragama yang sangat tinggi seperti halnya di Yangon atau Myanmar ini.

[caption id="attachment_325951" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi) Mesjid Jami Sunni Bengali di Yangon"]

1411835275463671196
1411835275463671196
[/caption]

Selepas Sule Pagoda, kami berpindah ke satu Pagoda yang sangat terkenal dan terbesar di kota Yangon yakni Shwedagon Pagoda.  Pagoda yang menjadi landmark kota Yangon ini terbilang sangat megah. Stupa setinggi 110 meter berlapir emas serta puncaknya dihiasi dengan 4531 batu permata. Pagoda emas ini pulalah yang menjadikan Myanmar  mendapat gelaran The Golden Land.

[caption id="attachment_325952" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi) Shwedagon Pagoda"]

1411835360849787042
1411835360849787042
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun