Mohon tunggu...
Rahmat Hadi
Rahmat Hadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@rahmathadi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Inilah Laut mati, Tempat Kaum Nabi Luth di Tenggelamkan

5 Juli 2015   23:35 Diperbarui: 5 Juli 2015   23:35 11796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan maraknya topik LGBT ke permukaan yang dipicu oleh pengesahan undang-undang perkawinan kaum sejenis oleh Parlemen Amerika beberapa waktu lalu , tempat ini kembali sering di sebut-sebut. Meskipun LGBT bukanlah issue dan hal baru, namun keberadaan kaum pencinta sejenis ini kembali menyeruak ke permukaan.

Khusus bagi umat Islam, keberadaan kaum ini sudah sangat jelas jadi tidak perlu dipertentangkan benar dan salahnya. Allah sudah jelas-jelas menceritakan dan melarang hal ini dalam firman-firman-Nya yang terangkum dalam kitab suci Al-Quran. Tak tanggung-tanggung, Allah SWT menjelaskan kejadian ini secara rinci dalam 12 surah dan 85 ayat (Sumber : https://ms.wikipedia.org/wiki/Nabi_Luth_a.s.) Karena kemurkaan Allah SWT, kaum Nabi Luth pun di tenggelamkan ke dasar bumi yang paling dalam di tempat yang di jaman sekarang di sebut sebagai Laut Mati (Dead Sea).


Kali ini aku akan menyampaikan beberapa foto yang aku ambil beberapa waktu lalu saat berkunjung ke Yordania setelah mengunjungi Palestina usai melakukan Umroh. Sesaat setelah meninggalkan King Abdullah Bridge yang merupakan perbatasan antara Palestina dan Yordania, kami terlebih dahulu mampir ke sebuah restoran yang terletak di bibir Laut Mati untuk makan siang. Setelah menghabiskan makan siang, aku dan beberapa orang rekan segera menuju ke bawah untuk merasakan sensasi mandi di air Laut Mati yang terkenal dengan air aut dengan kadar garam tertinggi di dunia yang mencapai 32%! Bandingkan dengan kadar garam air laut biasa yang hanya 3%. Artinya setiap liter air laut Mati memiliki kadar garam seberat 320 gram!


Mengapa di sebut laut mati? Ada beberapa versi penjelasannya. Ada yang menyebutkan bahwa kadar garam yang tinggi tidak memungkinkan vegetasi apapun untuk hidup di dalam air laut mati. Ada pula yang menyebutkan bahwa nama itu untuk mengingatkan manusia bahwa tempat itu merupakan saksi sejarah akibat kemurkaan Allah terhadap hamba-hambanya yang tidak mengindahkan seruan utusan-Nya.


Laut mati yang terletak antara perbatasan Yordania dan Daerah Otoritas Palestina (saat ini masih dalam authoritas Israel) merupakan titik terendah permukaan tanah yang ada di bumi. Berada di ketinggian (atau kedalaman) 429 meter di BAWAH permukaan laut dan memiliki kedalaman 304 meter. Bisa dibayangkan betapa dalamnya Allah mengubur kaum Nabi Luth yang tak mengindahkan pesan dan larangan-Nya.


Mandi di Laut Mati memang menimbulkan sensasi tersendiri. Pengunjung harus berhati-hati agar air dengan kadar garam yang tinggi jangan sampai mengenai mata karena sangat perih. Sensasi lainnya adalah Terapung! Yah, kadar garam yang tinggi membuat siapapun yang mandi di laut itu tak akan tenggelam. Saat mandi di sana, aku beberapa kali mencoba untuk menyelam sambil menutup mata dengan menggunakan tenaga, namun dalam sekejap tubuhku kembali terdorong ke atas. Akhirnya aku hanya membiarkan diriku terapung-apung di permukaan air.


Sensasi lain saat mandi di Laut Mati adalah pengunjung dapat menggunakan lumpur yang diambil dari dalam laut untuk digunakan sebagai ‘body masker’ yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit kulit. Beberapa tempat terdapat ‘petugas’ yang siap melumuri tubuh dengan lumpur yang berwarna hitam pekat. Untuk itu pengunjung harus merogoh kocek sebesar USD 5 atau JD 3 (Jordan Dinar). Perlu diketahui bahwa mata uang Yordania lebih tinggi di dibanding dollar US. Setelah seluruh tubuh dibaluri dengan lumpur hitam, harus didiamkan selama 15 menit sebelum kembali membilasnya di dalam laut. Hasilnya akan membuat kulit akan terasa lebih ringan dan segar. Jadi jika suatu saat anda berkesempatan mengunjungi Yordania, jangan lewatkan untuk mengunjungi Laut Mati dan rasakan sensasi mandi sambil terapung di atas permukaan air laut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun