[caption id="attachment_320889" align="aligncenter" width="512" caption="(Koleksi Pribadi)Bias Cahaya Surga di Goa Jomblang"][/caption]
Selepas dari Pulau Timang, aku dan rekanku, Donny, kembali melanjutkan perjalanan di Wonosari dalam kegelapan malam. Hanya cahaya lampu mobil yang terlihat di tengah-tengah hutan jati dan suasana pedesaan yang seperti tak berpenghuni. Suasana bulan Ramadhan di salah satu sudut desa di Jogjakarta ini sangat sepi. Tujuan utama kami adalah akan camping di pinggir pantai Indrayanti sebelum menjelajahi Goa Jomblang keesokan hari.  Dengan mengandalkan GPS dan bertanya pada penduduk akhirnya tiba jualah kami di parkiran Pantai Indrayanti.
Walaupun bulan Ramadhan, ada beberapa warung yang buka untuk kami makan malam. Rasa lapar teramat sangat kami rasakan karena sejak buka puasa tadi kami hanya minum air putih dan makan snack saja. Aneka masakan khas laut terhidang untuk mengobati rasa lapar. Tak lupa kami memesan makanan bungkus untuk kami makan sahur. Selanjutnya kami menuju ke sebuah area pasir putih yang lumayan lapang untuk mendirikan tenda.
[caption id="attachment_320890" align="aligncenter" width="512" caption="(Koleksi Pribadi) Camping di Pantai Indrayanti"]
Ditemani cahaya bulan yang sudah berangsur mengecil karena saat itu adalah malam Nuzulul Quran atau malam 17 Ramadhan,kami mulai mendirikan tenda. Pantai Indrayanti yang sepi, saat itu hanya ada 1 rombongan mahasiswa dari Jogja yang juga camping tak jauh dari tenda kami. Malam itu kami habiskan dengan belajar foto dengan teknik slow speed sebelum menutup malam dengan beristirahat karena masih sangat kelelahan.
Pukul 3 pagi aku membangunkan Donny untuk sahur. Kami membuka bekal dan tak lupa memasak air dengan peralatan camping yang kami bawa untuk membuat teh. Menikmati sahur sambil camping di pinggir pantai di atas hamparan pasir putih ternyata memberikan kesan tersendiri. Sejujurnya kami sangat menikmati 'pengalaman' yang berbeda ini. Indah...
[caption id="attachment_320891" align="aligncenter" width="487" caption="(Koleksi Pribadi) Pagi di Pantai Indrayanti"]
Tak ada sunrise karena langit sebelah timur tertutup awan tebal, namun kami cukup terhibur dengan deburan ombak laut selatan yang tetap saja bergemuruh. Beberapa penduduk berdatangan selepas menunaikan shalat subuh karena mereka libur di hari minggu. Mungkin karena bulan puasa, sebagian besar mereka hanya terlihat berjalan-jalan tanpa alas kaki menikmati butiran pasir putih yang halus.
Kami lalu mengepak semua barang-barang dan memasukkannya ke mobil untuk melanjutkan perjalanan ke Goa Jomblang yang  terletak di Desa Jetis, Kecamatan Semanu, Gunung Kidul.  Kembali kami lanjutkan perjalanan menyusuri jalanan wonosari yang masih sepi. Pedoman kami adalah mencari jalan menuju goa kali suci dan nantinya akan bertemu dengan petunjuk jalan ke arah Goa Jomblang.
Setelah berkendara selama hampir 2 jam menyusuri jalan kecil yang hanya berupa jalan pengerasan, akhirnya kami tiba di sebuah tempat yang mirip cottage. Beberapa bangunan kecil seperti guest house serta satu bangunan utama berdiri di sebuah tanah yang cukup lapang. Kami lalu masuk dan diterima oleh mas Pitik, guide yang di siapkan oleh provider Goa yang akan mengantarkan kami menjelajahi goa vertical berkedalaman 60 meter itu. Kami membicarakan soal biaya yang harusnya kami bayar adalah Rp.450 ribu per orang dan minimal peserta adalah 3 orang. Namun kami hanya berdua, kami tetap harus membayar biaya minimum 3 orang. Aku dan Donny menyanggupinya dan segera menuju ke mulut goa.
[caption id="attachment_320892" align="aligncenter" width="512" caption="(Koleksi Pribadi) Aku dan Donny di mulut Goa Jomblang"]