[caption id="attachment_321189" align="aligncenter" width="640" caption="Pantai Selong Belanak, Lombok Tengah"][/caption]
Menyusuri pasir putih dengan motor trail sambil berkejaran dengan ombak di Pantai Selong Belanak Lombok sangat menyenangkan dan memacu adrenalin.Ingin tahu rasanya? Simak kisahnya…
Saat berada di Mataram untuk kesekian kalinya, aku meminta rekanku Yadin yang lebih di kenal dengan panggilan Black untuk mengajakku menikmati pantai di Lombok selain Senggigi Karena pantai itu sudah sangat sering aku nikmati.Yadin menyarankan untuk kami ke pantai Selong Belanak yang terletak di Lombok Tengah untuk menikmati hamparan pasir putih yang luas dan panjangnya lebih dari 1 km. Ditambah lagi pantai itu masih sepi pengunjung apalagi jika hari biasa. Kami lalu mengajak Jack Firman dan Juzan Huda untuk bergabung. Kedua orang itu sama-sama memiliki hobby memotret dan aku yang memiliki hobby di foto, jadi klop. Jadilah kami ber 5 menuju Pantai Selong Belanak yang berjarak sekitar 45 km dari kota Mataram dengan mengendarai 3 motor.
[caption id="attachment_321192" align="aligncenter" width="619" caption="Selong Belanak dilihat dari bukit"]
Selepas kota Mataram, kita akan bertemu dengan BIL (Bandara Internasional Lombok) di Praya, perjalanan masih lanjut lagi hingga bertemu sebuah perempatan yang salah satu sisinya terdapat mesjid Penunjak. Dari sana berbelok kanan dan selanjutnya lurus kembali. Perjalanan dengan pemandangan pedesaan dengan rumah di kiri kanan jalan terkadang hanya kebun berisi pepohonan membuat perjalanan ini terasa sedikit membosankan. Namun ternyata kejadian itu tidak berlangsung lama saat kami mulai melewati jalan yang berliku dan seperti menurun. Setelah bermotor selama sejam, dari jauh sudah nampak Pantai Selong Belanak dengan hamparan pasir putih serta lambaian nyiur di sepanjang pantai. Sebelum ke sana, terlebih dahulu kami mampir di sebuah bukit di sebelah kanan jalan untuk mengambil foto dari ketinggian. Jack dengan motor trailnya mencoba membawa motornya ke atas namun tidak berhasil. Kami memutuskan untuk memarkir motor di bawah lalu berjalan kaki beberapa puluh meter ke puncak bukit.
[caption id="attachment_321193" align="aligncenter" width="640" caption="Selong Belanak dilihat dari bukit"]
Setiba di atas bukit, sungguh indah pemandangan dari atas bukit. Hamparan laut dengan buih ombak yang memecah di atas hamparan pasir putih yang dinaungi pohon kelapa membuat pemandangan menjadi sangat indah. Kami lalu mengambil beberapa foto dan segera bergegas turun untuk melanjutkan perjalanan ke pantai.
[caption id="attachment_321194" align="aligncenter" width="640" caption="Ombak di Selong Belanak"]
Hanya dalam hitungan menit, kami sudah tiba di atas hamparan pasir putih di pantai Selong Belanak nan sepi. Sekilas air yang menyebar di atas hamparan pasir putih ibarat cermin yang memantulkan bayangan yang teramat indah jika di foto. Beberapa warung makanan tersedia namun mungkin karena hari itu adalah hari biasa jadi tidak beroperasi. Hanya ada beberapa orang pengunjung yang terlihat selebihnya hanya pasir putih dan laut dengan buih putih ombak yang memecah. Sungguh indah, kawan.
Kami lalu memarkir motor dan mulai mengeluarkan kamera. Aku dan Juzan berjalan ke sebuah batu di bibir pantai namun di ingatkan oleh Black agar jangan terlalu mendekat karena terkadang hantaman ombak datang tiba-tiba dan bisa membasahi kamera. Aku yang sudah terpesona dengan keindahan pantai itu tak menggubris teriakan si Black. Tetap saja aku mengambil foto dari atas batu. Sebenarnya tak terjadi apa-apa saat aku ingin pulang dengan kamera SLR masih di tangan saat tiba-tiba sebuah ombak menghantam batu yang aku pijak dan mengguyur ku dengan siraman air laut. Kamera segera aku lindungi dengan badanku namun sudah terlambat. Seluruh kamera SLR itu basah. Aku hanya bisa pasrah dan memasukkannya ke dalam day pack yang aku bawa lalu kembali berjalan ke parkiran. Terus kameranya? Untung aku masih bawa kamera cadangan jadi aku takkan kehilangan momen. Di samping itu Jack Firman yang memang seorang fotografer dan Juzan yang baru saja memiliki kamera SLR masih bisa di ‘berdayakan’.
[caption id="attachment_321195" align="aligncenter" width="640" caption="Berpacu dengan ombak di Selong Belanak"]
Sesaat setelah tiba di motor, aku tertegun melihat gulungan ombak dari kejauhan yang seperti berkejaran menuju hamparan pasir putih. Tas kembali aku letakkan dan meminjam motor trail Jack seraya meminta mereka stand by untuk memotret. Tentunya aku harus minta izin dulu ke jack agar aku diperbolehkan menggunakan motor trailnya untuk ‘trek-trekan’ sama ombak dan dia membolehkan (dengan terpaksa..hehehe piss jack..!) Segera kubawa motor ke pinggir pantai dan mulai ‘bermain-main’ dengan ombak. Jack dan Juzan yang memotretku sepertinya merasa senang dengan aksiku sambil berkali-kali untuk memintaku berputar untuk di foto. Aku juga dengan senangnya dan tak keberatan melakukan ‘adegan ulang’. Sesekali aku bawa motor agak ke tengah dan aku merasa seperti di terjang ombak dan aku harus berusaha menjaga keseimbangan motor di atas pasir agar tidak terjatuh.Hal yang paling menyenangkan jika gulungan ombak datang dan aku merasa seperti di kejar-kejar agar tidak di terjang.Aku baru berhenti setelah mulai merasa lelah dan digantikan oleh Black. Sejenak aku melupakan kesedihanku karena kamera tersiram air laut dan merasakan adrenalin berkejaran dengan ombak di pantai Selong Belanak ini akan jadi pengalaman yang takkan terlupakan.
[caption id="attachment_321196" align="aligncenter" width="640" caption="Berkejaran dengan Ombak"]
Saat hari mulai gelap, kami meninggalkan pantai Selong Belanak untuk kembali ke kota Mataram. Di perempatan mesjid Penunjak kami berpisah dengan Juzan yang tinggal di kota Praya dan akan langsung kembali ke rumahnya. Hanya aku, Black dan Jack yang akan melanjutkan perjalanan kembali ke kota Mataram . Terima Kasih sahabat-sahabat lombok telah memberikan pengalaman yang luar biasa hari ini..
Foto by Jack Firman (Mataram), Juzan Huda (Praya) dan Rahmat Hadi
[caption id="attachment_321197" align="aligncenter" width="640" caption="Selong Belanak Beach"]