(Sumber Photo by Mingalapar.com) Upacara Kemerdekaan ke 67 di Yangon Subuh Tadi
Aku tak boleh masuk ke lokasi upacara hari proklamasi kemerdekaan di Myanmar yang diadakan di People Park di Kota Yangon. Ada apa? Kenapa pula upacaranya jam 4 subuh? Ikuti ceritanya....
Hari ini tanggal 4 Januari 2015 adalah hari proklamasi kemerdekaan Myanmar yang ke 67. Aku sudah mendapat informasi akan hal ini beberapa hari yang lalu dan ada 1 hal yang membuat aku penasaran ingin membuktikannya, upacaranya dilakukan subuh hari jam 4.20 pagi!
[caption id="attachment_344850" align="aligncenter" width="512" caption="(Photo by RH) People Park Tempat Upacara Proklamasi Myanmar"]
Aku bangun sekitar jam 3 pagi dan segera bersiap-siap menuju People Park yang terletak di down town Kota Yangon. Letaknya pas berhadapan dengan Shwedagon Pagoda di sisi baratnya dan di sisi timurnya berhadapan dengan Kantor Gubernur Yangon. Di saat Yangon masih berfungsi sebagai ibukota Myanmar atau Burma, Upacara Proklamasi Kemerdekaannya selalu semarak karena di pimpin langsung oleh Presiden Myanmar. Namun sejak Ibukota dipindahkan ke Nay Pyi Taw beberapa tahun yang lalu, pelaksanaan upacara proklamasi dipindahkan ke ibukota yang tadinya hanya berfungsi sebagai pangkalan militer itu. Tak heran karena pemerintahan Myanmar sebelumnya dikuasai oleh junta militer yang berkuasa berpuluh tahun lamanya.
[caption id="attachment_344851" align="aligncenter" width="448" caption="(Photo by RH)Tentara Berjaga di Lokasi Upacara"]
Jam menunjukkan pukul 03.40 saat aku tiba di Pyay Road dimana ratusan polisi dan tentara berjaga-jaga di sekitar lokasi upacara. Mobil tak diizinkan masuk mendekati pintu akses timur dan utara yang merupakan 2 pintu akses masuk ke dalam lokasi upacara. Jadilah aku yang ditemani driver memarkir kendaraan cukup jauh dan berjalan kaki sekitar 500 meter menuju pintu gerbang utama yang terletak berhadapan langsung dengan kantor gubernur Yangon. Ternyata untuk masuk ke dalam lokasi upacara harus menggunakan ID Card khusus. Kami disarankan untuk masuk dari pintu gerbang utara yang terletak di depan Hotel Summit Park View. Bersama dengan beberapa crew TV local yang tidak memiliki kartu akses, kami kembali berjalan kaki ke parkiran mobil dan menuju ke pintu utara yang letaknya cukup jauh. Lagi-lagi mobil tak boleh masuk mendekati pintu gerbang utara dan kami kembali harus memarkir mobil cukup jauh dan berjalan kaki.
Setelah tiba, kami menuju ke tempat registrasi dan bermaksud untuk meminta kartu akses masuk ke lokasi upacara. Dengan bantuan driverku yang memang orang lokal, dia menjelaskan dalam bahasa Myanmar kalau aku adalah foreigner yang bekerja di Yangon dan bermaksud untuk menyaksikan jalannya upacara Proklamasi Myanmar. Awalnya pihak panitia sudah bersedia memberiku kartu akses dengan jaminan passport namun tiba-tiba seseorang di sampingnya menyarankan untuk menelepon komandannya terlebih dahulu. Setelah menelepon komandannya, dengan raut wajah menyesal sang bapak yang tadinya sudah bersedia memberi kartu akses meminta maaf dan menjelaskan kalau komandannya tak mengizinkan orang asing masuk dan menyaksikan jalannya upacara. Kembali aku mengambil passport dan berjalan keluar People Park . Saat berjalan keluar itulah aku mendengar suara seperti orang menyannyikan lagu kebangsaan diiringi suara drum band. Sepertinya upacara sudah dimulai karena waktu sudah menunjukkan pukul 04.20 pagi. Namun aku tak dapat melihat apa-apa karena lokasi upacara yang ada di sisi lain People Park yang terhalang rimbunan pepohonan.
Aku ditemani Joshua kembali berjalan kaki menuju pintu gerbang utama di depan kantor Gubernur. Setiba di sana terlihat kalau Bendera Myanmar sudah berkibar di tiang utama dan beberapa petugas seperti tentara sudah beristirahat. Namun kursi dan tempat undangan tetap kosong. Lagi-lagi dengan bantuan Joshua untuk menterjemahkan, aku bertanya kepada petugas polisi yang ada di situ dan dia mengatakan bahwa pengibaran bendera Myanmar sudah selesai dilkasanakan tepat jam 04.20 tadi, Kenapa begitu? Hal itu karena mengikuti waktu penyerahan kemerdekaan dari pihak inggris terjadinya di jam 04.20 pagi, 67 tahun yang lalu.
Upacara lengkapnya baru akan dilaksanakan jam 6 atau jam 7 setelah semua undangan hadir, sementara waktu itu baru menunjukkan pukul 04.50 pagi. Saat aku hendak mengambil gambar, lagi-lagi aku tak diizinkan karena yang boleh mengambil gambar atau meliput hanya orang-orang yang menggunakan ID Card bertuliskan “Media”. Akhirnya dengan sedikit kesal, aku mengajak Joshua pulang.
[caption id="attachment_344853" align="aligncenter" width="448" caption="(Photo by RH)Monumen Kemerdekaan Myanmar di Maha Bandoola Park"]
Sehari sebelumnya tepatnya hari Sabtu, 3 January 2015, aku menyempatkan diri untuk kembali ke Maha Bandoola Park, dimana terdapat Monumen atau Tugu Kemerdekaan. Monumen setinggi 46 meter itu terletak di tengah-tengah kota Yangon, tepatnnya di belakang Sule Pagoda dan dikelilingi oleh beberapa bangunan bersejarah Myanmar diantaranya City Hall dan Yangon High Court Building yang dibangun pada tahunm 1905.
[caption id="attachment_344855" align="aligncenter" width="448" caption="(Photo by RH)Naskah Proklamasi di Monumen Kemerdekaan Myanmar"]
Di tugu itulah terdapat tulisan yang berisikan naskah proklamasi. Namun sayangnya, berbeda dengan negeri kita yang sangat menganggap penting arti proklamasi, di negeri ini berdasarkan apa yang aku lihat dan aku alami, proklamasi dirayakan tak terlalu ‘antusias’. Tak banyak bendera atau umbul -umbul yang terpasang. Bahkan ironisnya, ada beberapa orang yang aku Tanya malah tak tahu kalau hari itu adalah hari Proklamasi. Selamat Hari Kemerdekaan yang ke 67 Myanmar. Semoga tetap mengisi kemerdekaan dengan menjalankan demokrasi yang pro rakyat dan memberikan semua rakyat Myanmar “Kemerdekaan” yang sesungguhnya.
[caption id="attachment_344857" align="aligncenter" width="448" caption="(Photo by RH)High Court Building di depan Monumen Kemerdekaan"]