Mohon tunggu...
RAHMAT GUNAWIJAYA
RAHMAT GUNAWIJAYA Mohon Tunggu... Administrasi - PENULIS Sejarah

Penulis sejarah yang pernah kerja di perbankan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Pertama Ngopi di Warung Kopi Legendaris A Siang

10 Februari 2023   13:17 Diperbarui: 10 Februari 2023   18:15 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi wonderful images

Tapi saya putuskan pertama kali berkunjung  warung kopi  Asiang buka di cabang utamanya di Jl. Merapi tapi di cabang pertamanya yang baru buka yakni di kawasan elit Jl. Ahmad Yani Pontianak tidak jauh dari Sekolah anak saya, dan begitu saya sampai lokasi jejeran mobil dan motor telah memenuhi parkirannya di kawasan A Yani Pontianak, dan yang menarik di deretan parkir mobilnya yang dipenuhi mobil mobil diatas harga 400 jutaan keatas atau sekelas CRV, Mercy atau Fortuner keatas minimal Innova Reborn. 

Ini sudah menunjukkan kelas nya orang --orang yang nongkrong kopi disini walaupun saya dapat informasi harga kopi disini dibawah 15 ribuan secangkir atau masih dibawah warung kopi mahal sejenis Starbuck tapi yang datang memang orang orang berada sepertinya, dan karena saya lihat sekilas dari luar kursi nya hampir sudah penuh maka saya yang datang dengan kendaraan dibawah 100 juta jadi agak minder dan mutuskan pindah ke warung kopi A Siang di cabang utama aslinya yakni di kawasan Jalan Merapi Pontianak atau sekitar 2  km dari warkop cabangnya.

Dan begitu saya sampai di jalan Merapi di Warung Kopi A Siang yang merupakan warkop asalnya ternyata yang meracik kopi memang Koh A Siang langsung dengan ciri khas badan tinggi besar, tidak memakai baju dan bercelana boxter dan menggunakan sepatu kulit. 

Tapi sang pemilik hanya meracik miumnan saja , untuk urusan pelayan ada banyak karyawannya yang sigap dan cekatan melayani pesanan para pelanggan warung kopi yang datang. Tapi karena Pak Asiang ada di warung kopi utama berarti di cabang barunya hanya karyawan yang jadi baristanya beda di warung kopi utamanya yang langsung diracik sang pemilik warung kopi legendaris ini.

Dan warung kopi yang berada di ruko tiga pintu berlantai 2 ini sebenarnya saya lihat cukup sederhana karena menggunakan kursi kayu, dengan penyiajian mengunakan cangkir yang memang agak antik  bermotifkan bunga dan tambahan menu menu kue kue tradisonal seperti warung kopi lainnya yang ada di Kota Pontianak. Untuk yang lapar dan ingin menu agak berat ada sate ayam , bubur dan indomie yang dijual pedagang yang  bermitra  dengan A Siang

Untuk pemesanan bungkus sudah disajikan secara modern  dengan gelas cup plastik dan berlabel warung kopi A Siang. Disini saya minum di tempat dengan memesan 1 cangkir kopi hitam , 1 cangkir kopi susu dan 2 buah cake pondan bolu untuk saya nikmati bersama anak saya.

Model layanannya kita cari meja kosong dahulu, baru pesan ke pelayan dan akan segera diantar, dimana pelayan langsung menagih setelah pesanan kopi dimeja kita jadi langsung bayar setelah pesanan diterima, jadi tidak menunggu selesai minum baru bayar dikasir, dan juga jangan terkecoh dengan banyaknya kursi meja kosong karena awalnya saya duduk di depan dekat sang barista A Siang ternyata meja kursi tersebut sudah penuh direservasi atau sudah ada yang booking terlebih dahulu sehingga saya di minta untuk pindah ke bagian meja kursi agak dalam di ruko pas disamping tangga, rupanya meja kursi didepan  A Siang memang meja kursi yang laris direservasi karena banyak foto foto pelanggan yang dipajang dan duduk di kursi di depan Koh Asiang semuanya adalah pembesar di negeri ini pejabat tinggi, pengusaha besar, jenderal berbintang dan perwira di daerah sekelas kapolres , benar warkop elit pikir saya.

Dan untuk pesanan 1 cangkir kopi hitam, 1 cangkir kopi susu dan 2 potong kue bolu saya mendapat tagihan sebesar 27 ribu standar sih pikir saya, dan saya kembali pesan tambahan segelas minuman kopi susu es yang dibandrol seharga 12 ribu se cup  atau rata rata minuman disini seharga belasan ribu cukup worth it dengan rasanya yang menyegarkan mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun