Mohon tunggu...
RAHMAT GUNAWIJAYA
RAHMAT GUNAWIJAYA Mohon Tunggu... Administrasi - PENULIS Sejarah

Penulis sejarah yang pernah kerja di perbankan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis adalah Pekerjaan yang Penuh Keabadian

2 Juli 2019   09:38 Diperbarui: 3 Juli 2019   09:36 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis adalah pekerjaan kaum yang mau belajar, meminjam pendapat Arswendo yang pernah dipenjara karena menulis di zaman orde baru bahwa  " mengarang itu gampang "  adalah tidak semudah yang dituliskan, karena menulis sebetulnya adalah membuat sejarah dan bukti eksistensi sejarah. Karena sejarah peradaban hanya bisa dikenang dan dipelajari secara utuh lewat tulisan.

Menulis sejatinya adalah cara mengungkapkan apa yang di pikiran dan hati tentang suatu pengetahuan ke dalam bahasa tertulis. Karena tulisan hanya bisa dibuat berdasarkan pengetahuan sang penulis,  karena penulisan  fiksi seperti cerita pendek, novel dan puisi yang bersifat imajinasi juga pasti berdasarkan apa yang diketahui oleh sang penulis.

Apakah yang mendasari seseorang menulis tentunya banyak motif dan faktor apakah karena ingin terkenal atau dikenal banyak orang ? Saya yakin juga tidak karena penulis yang mengkormersilkan karyanya juga sejatinya hanya cara agar bisa mendapat materi atau ada motif ekonomi dari menjual atau mengkomersilkan karya tulisnya dan tentunya hanya orang-orang hebat yang bisa kaya dari kata-kata yang dibuatnya sehingga ada perusahaan dan individu yang bersedia mengeluarkan biaya untuk mendapatkan dan menikmati karya tulis sang penulis.

Tetapi juga ada penulis yang menulis karena terpaksa biasanya karena tuntutan pendidikan dan pekerjaan seperti menulis, laporan,  makalah, skripsi, tesis dan desertasi yang sebetulnya adalah karena tuntutan kewajiban sebagai syarat lulus menempuh pendidikan. Tetapi sejatinya ada juga orang yang senang meneliti dan membuat riset serta mengungkapkannya dala tulisan agar dapat dipublikasikan dan bermanfaat banyak orang.

Di Indonesia sulit mencari penulis yang bisa kaya dari menulis sebut saja Andrea Hirata, Tere Liye, Dwi Lestari untuk karya fiksi atau penulis ilmiah semacam Rhenald Kasali, Boediono, Ipho Santhosa, Mario Teguh, Albertine Endah, Tung Desem Waringin dan lain-lain tetapi mereka hanya segelincir kecil dari penulis yang berlimpah materi berkat karya karyanya. 

Saya juga sempat mendengar mahalnya harga penulis skenario untuk sebuah sinetron atau film yang bisa senilai 10 juta sampai 25 juta per naskah episodenya atau karya pengarang lagu yang bisa puluhan juta selembar liriknya.

Menulis sejatinya mengungkapkan ekpresi dan pengetahuan untuk dibagi agar bisa dijadikan bahan renungan dan pelajaran bagi orang banyak. Tentuya jika yang ditulis adalah kebenaran, tapi jika yang ditulis adalah kepalsuan, fitnah adu domba seperti yang dikenal dengan hoax maka itu akan mejadi sebuah dosa.

Tetapi menulis memang adalah pekerjaan abadi karena menjadi penulis tidak dikenal akan istilah pension selama karya tulisnya masih ada,terbit baik cetak maupun digital dan dibaca banyak orang maka sang penulis akan abadi dikenal orang karya tulisnya ini berbeda dengan profesi yang dekat dengan dunia menulis seperti wartawan, guru, dan dosen jika mereka berhenti bekerja maka akan disebut mantan atau pensiunan sedangkan penulis tidak ada dikenal istilah mantan atau pensiunan penulis karyanya akan abadi sepanjang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun