Kompasiana adalah salah satu Blog yang membuka kesempatan membernya untuk menulis kapan pun setiap saat untuk dibaca oleh pembaca umum yang mengakses halaman kompasiana dan dikomentari oleh member atau Kompasianer lain seperti halaman di facebook pribadi.
Dengan jumlah sekitar 355.000 member ( info statistik kompasiana 14 September 2018 ) tentunya kompasiana memiliki sumber daya yang sangat banyak dan berkualitas untuk mengisi halamannya dengan tulisan yang berbobot. Â
Beberapa kompasianer yang masih saya suka baca tulisannya  antara lain Om Tjiptanata Effendi, Bang Tilaria Padika, Mas Yon Bayu, Boris Toka Pelawi ,Mbak Ninoy dan  Pak Feby Mahendra (saya tahu itu beliau walau memakai akun samaran) dan beberapa lainnya membuka inspirasi mata dan pikiran kita tentang keragaman Indonesia dan dunia, mereka -mereka juga salah satu penjaga  jurnalisme warga di Republik Kompasiana melalui tulisan yang bermutu, akurat dan dapat dipercaya.
Tapi saat ini saya agak malas menulis, karena tulisan terakhir saya diposting 14 Agustus atau hampir sebulan yang lalu tidak menulis di kompasiana, mungkin bukan terlalu lama bagi yang suka timbul dan tenggelam dalam mengirim postingan, karena di kompasiana tidak ada target kapan aktif harus menulis semuanya bebas diserahkan ke warga kompasianer tergantung selera dan keluangan waktunya menyumbangkan pemikiran melalui tulisan.
i Kompasiana memang tidak ada imbalan dari berapa banyak dan berapa panjang dan berapa  sering kita mengirim tulisan, kalaupun ada itu sifatnya semacam kompetisi dengan hadiah sponsor sebagai doorprize atau hadiah hiburan bagi warga kompasiana yang aktif mengirim tulisan.  Tetapi di Kompasiana kita bisa  mendapat banyak manfaat karena bisa saling membagi dan menyebarkan informasi dan ilmu yang bermanfaat sebagai renungan dalam kehidupan.
Beberapa alasan kenapa saya agak jarang menulis di Kompasiana alasannya simpel karena kesibukan kerja, dan lagi tertarik menulis di tempat lain , kebetulan sedang menulis buku dan jurnal untuk diterbitkan di media lain dengan harapan imbalan rupiah. Â Tetapi saya tetap suka membaca kompasiana karena media ini termasuk media yang bebas hoax atau berita bohong karena mungkin peran adminnya yang selalu menjaga integritas kompasiana.
Alasan lainnya saya agak menghindar dari hiruk pikuk pemilihan presiden karena pasti akan ada dua kubu yang berperang opini membela dan mempromosikan Pak Jokowi dan Pak Prabowo (keduanya sama-sama baik, tapi ndak tahu pengikut dibelakangnya). Yang saya khawatirkan adalah terjadinya saling bully antara pengikut walaupun bully di kompasiana mungkin tidak semasif di twitter atau facebook.
Yang pasti kompasiana saya lihat sebagai media yang agak netral karena memberi ruang komentar dan kesempatan yang sama antara pihak pro dan oposisi tentunya dengan tetap menjaga kredibilitas kompasiana dan mematuhi Aturan di Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik terbaru khususnya masalah ujaran kebencian.
Menurut saya daripada kita menebar ujaran kebencian lebih baik kita menebar ujaran kebaikan agar bermanfaat bagi diri sendiri dan orang banyak di dunia dan akhirat. Toh kita belum tentu lebih baik dari yang kita kritik jika menghadapi kondisi dan masalah yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H