Mohon tunggu...
RAHMAT GUNAWIJAYA
RAHMAT GUNAWIJAYA Mohon Tunggu... Administrasi - PENULIS Sejarah

Penulis sejarah yang pernah kerja di perbankan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pembelajaran Puasa untuk Anak-anakku

3 Juni 2018   10:27 Diperbarui: 3 Juni 2018   10:45 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : dokumen pribadi

Tahun ini saya berusia 34 tahun, dan dikarunia Allah 3 orang anak, 2 perempuan masing-masing berusia 6 tahun, 4 tahun dan yang terkecil 1 laki-laki  berusia 3 tahun.  Anak saya yang tertua saat ini sudah dikenalkan budaya berpuasa di Bulan Ramadhan. Puasa  itu wajib bagi setiap muslim yang baligh (dewasa), berakal, dalam keadaan sehat, dan dalam keadaan mukim (tidak melakukan safar/perjalanan jauh). Yang menunjukkan bahwa puasa Ramadhan adalah wajib yaitu firman Allah Ta'ala,

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah [2] : 183)
Puasa memang suatu ibadah wajib bagi yang orang yang beriman. Bagaimana jika masih anak-anak, apakah diwajibkan juga berpuasa ?

Tentu tidak,anak kecil belum diwajibkan berpuasa tapi kalau dilatih dan diajarkan untuk mengenal puasa dari usia dini tentu tidak ada salahnya. Anak saya yang tertua usianya sekarang 6 tahun 7 bulan, lahir 26 Oktober 2011 dan ramadhan tahun 2018 ini mulai kami latih untuk belajar puasa walau tidak full.

Seingat saya sewaktu kecil saya juga mulai diajarkan berpuasa saat menginjak 7 tahun dan rasanya menyenangkan, hal yang masih terbayang saat saya kecil berpuasa adalah dibangunkan sahur dini hari kemudian pergi sholat subuh berjamaah di Surau dekat rumah setelah itu mendengarkan tausyiah siraman rohani sampai jam 6 pagi, kemudian tidur lagi bangun pergi sekolah jam 7.30 (waktu dulu tidak libur panjang seperti sekarang) pulang sekolah awal sekitar jam setengan 12 siang, tidur siang bangun jam 3 sore ,main bersama teman teman sampai menjelang magrib.

Dan sekarang  tahun 2018  dimasa anak saya belajar puasa kebetulan hanya 1 minggu pertama masuk sekolah setelah itu libur panjang, bertepatan dengan kenaikan kelas.

Anak saya tidak dipaksakan untuk berpuasa full dari sahur sampai magrib tapi cukup sampai siang jam 12 dia boleh berbuka,dan namanya anak-anak banyak sekali permintaannya kue yang ini itu, es krim , buah dan sebagainya. 

Tetapi tetap salut sama anak saya walaupun cuaca panas atau dingin tetap berpuasa sesuai kadar kemampuannya. Saya juga tidak mau mengimingi-mengimini anak denga reward hadiah berupa uang jika berpuasa, bagi saya biarlah reward nanti menjelang lebaran jika ada rezeki lebih.

Saya kadang risih jika ada yang mengimbali anak-anak dengan uang sejumlah tertentu biasanya antara 20 ribu hingga 50 ribu perhari sebanyak hari anak puasa. Bagi saya tidak perlulah belajar ibadah dengan ganjaran uang, iman tak bisa dibeli uang.

Hakekat puasa sebenarnya melatih kesabaran dan mengekang hawa nafsu juga sebagai sarana intropeksi diri bagaimana rasa lapar, bagi orang mampu dan kaya tentu tak pernah menahan lapar, tapi bagi saudara-saudara kita yang masih hidup kekurangan dan hidup dalam kemiskinan tentu menahan lapar makan dan minum serta keinginan itu adalah hal biasa akibat keadaan ekonomi.

Hendaknya di bulan puasa kita bisa belajar menahan keinginan dan hawa nafsu serta mampu berbuat baik pada sesama begitu juga keimanan dan ketakwaan  akan kita wariskan kepada anak cucu kita turun temurun.

Semoga kita dan keluarga selalu sehat sejahtera dan dalam lindungan Allah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun