Mohon tunggu...
RAHMAT GUNAWIJAYA
RAHMAT GUNAWIJAYA Mohon Tunggu... Administrasi - PENULIS Sejarah

Penulis sejarah yang pernah kerja di perbankan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kelayakan Transportasi Umum di Pontianak

31 Mei 2018   10:39 Diperbarui: 31 Mei 2018   13:26 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : tribunnews.com

Di Pontianak angkutan umum dalam kota dikenal dengan nama oplet, berbeda dengan beberapa Kota --Kota Besar di Indonesia yang pernah penulis kunjungi seperti Jakarta, Bandung,Semarang dan Surabaya, kondisi oplet di Pontianak sungguh memprihatinkan, umumnya masih menggunakan armada mobil tua jenis Suzuki Cary atau Daihatsu Zebra Tahun 1990 an atau rata-rata mobil berusia diatas 25 tahun dengan kondisi cat kusam,ban yang gundul dan engsel pintu yang karatan.  

Berbeda di Kota Besar lainnya yang sudah menggunakan mobil keluaran baru jenis Grand Max, atau Suzuki APV,cat mobil yang mulus dan sound sistem yang menghibur.

Armada transportasi umum di Pontianak jumlahnya sangat sedikit dan tidak berkembang bahkan cenderung menurun jumlahnya. Jika pada tahun 1990 an sampai awal 2000 oplet menjadi tranportasi andalan bagi karyawan, pelajar, pedagang dan ibu rumah tangga untuk pergi dari suatu tempat ke tempat lain, maka sejak  tahun 2006 ke atas, peran oplet telah tergantikan oleh kendaraan pribadi.

Berkurangnya jumlah angkutan umum di Kota Pontianak disebabkan oleh berkurangnya jumlah penumpang dan penggunanya merupakan hal yang wajar dari sisi permintaan ekonomi, akan tetapi bukan sesuatu hal yang bagus bagi masa depan Kota Pontianak yang mencitrakan diri sebagai Kota Perdagangan dan Jasa di Masa Depan. 

Tingginya penggunaan kendaraan pribadi yang tentu akan tidak bisa diimbangi oleh infrastruktur lebar jalan akan menyebabkan kemacetan bertambah di masa depan selain masalah kualitas udara  dan kesehatan masyarakat yang menurun akibat polusi asap kendaraan bermotor yang terus bertambah.

Kelayakan transportasi umum di Pontianak jika melihat dari segi permintaan tentu seharusnya masih bisa dikembangkan, beberapa kali penulis mendapat keluhan dari beberapa pendatang yang berkunjung ke kota Pontianak tentang susahnya mencari kendaraan umum di Kota Pontianak, seorang teman dari Makassar yang ke Pontianak untuk melanjutkan studi kuliah mengeluhkan susahnya bepergian di Pontianak jika tak memiliki motor 

Karena tak ada angkutan umum yang bisa diandalkan berbeda dengan kota asalnya di Makassar angkot mudah didapat terutama untuk ke pasar dan kuliah. Karena angkot di Makasaar memang beroperasi di daerah pasar dan beberapa kampus dan sekolah.

Untunglah sekarang di Pontianak mulai pertengahan tahun 2017 sudah ada angkutan online berbasis aplikasi seperti Go Jek dan Grab yang melayani kebutuhan transportasi kendaraan bermotor maupun roda empat atau mobil dengan harga terjangkau dan layanan cepat, tidak hanya itu saja layanan online juga melayani pengiriman barang sampai pembelian makanan.

Dalam sebuah seminar tentang Kebijakan Publik di Universitas Tanjungpura Tahun 2016, Faisal Basri, Ekonom Universitas Indonesia juga sempat mengkritisi Walikota Pontianak tentang minimnya transportasi umum di Kota Pontianak, dan Dijawab Oleh Walikota Pontianak  bahwa Pemerintah tidak bisa mengintervensi jumlah angkot yang beredar karena itu urusan swasta , Pemerintah hanya mengatur izin trayek,rute dan kelayakan jalan sebuah kendaraan umum serta menyediakan fasilitas pendukung transportasi umum seperti halte dan terminal umum.

Hal senada juga di amini Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura  Prof. Edy Suratman, yang pernah komentar, oplet di Pontianak berkurang akibat berkurangnya permintaan dan penumpang yang tentunya dianggap tidak menguntungkan dari sisi bisnis disamping mudahnya memperoleh kredit kendaraan kendaraan pribadi yang membuat konsumen lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.

Kelayakan bisnis sebuah Tranportasi Umum tentu menjadi perhitungan matang bagi pengusaha transportasi, karena bisnis transportasi umum sangat mengandalkan kuantitas jumlah penumpang, semakin besar jumlah penumpang, dan semakin pendek rute yang ditempuh tentu lebih menguntungkan dibandingkan dengan menempuh rute yang panjang akan tetapi dengan penumpang yang sedikit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun