Mohon tunggu...
RAHMAT GUNAWIJAYA
RAHMAT GUNAWIJAYA Mohon Tunggu... Administrasi - PENULIS Sejarah

Penulis sejarah yang pernah kerja di perbankan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Fungsi Uang Itu Hanya Alat Tukar Bukan Aset

20 Desember 2016   09:41 Diperbarui: 20 Desember 2016   10:25 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : detik finance

Uang merupakan alat tukar  yang secara umum digunakan untuk bertransaksi barang dan jasa,dengan adanya alat pembayaran dalam bentuk uang maka tiap orang dapat dengan mudah menukar barang dan jasa yang ingin dikonsumsinya dengan sejumlah uang yang dibayar kepada produsen barang dan jasa yang akan memperoleh penghasilan berupa uang yang dapat digunakan kembali untuk bertransaksi maupun memutar modal usaha. Sesuai dengan teori ekonomi fungsi uang  ada 3 yaitu untuk  transaksi, berjaga -jaga dan untuk spekulasi atau meramal kondisi ekonomi di masa depan

Jumlah uang yang beredar di suatu negara seharusnya sama dengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi dan  diperjual belikan di negara  tersebut, walaupun kenyataan tidak demikian, karena ada juga orang memperdagangkan uang walaupun barangnya tidak nyata.  di zaman dahulu nilai uang distandarkan dengan jumlah emas dan perak yang dimilikinya, artinya uang yang dicetak dalam bentuk kertas dan logam nilainya diakumulasikan dalam cadangan emas dan perak yang dimiliki Negara  tesebut, jadi negara mencetak uang sesuai dengan nilai cadangan emas dan perak yang dimiliki, karena emas dan perak memiliki standar yang pasti., ibaratnya kadar emas dan perak murni seberat 1 gram pada 20  tahun yang lalu akan sama kuantitas dan kualitasnya pada saat ini.  Hal ini berbeda dengan uang kertas dan uang logam yang dicetak suatu negara, Uang 10.000 Rupiah dan Uang 1 Dollar Amerika 5 tahun yang lalu, nilainya tentu akan akan berbeda dengan uang 10.000 rupiah dan 1 Dollar Amerika saat ini, bahkan cenderung turun karena nilai uang itu terkena inflasi karena kenaikan harga barang yang terus menerus.

Banyaknya jumlah uang yang kita simpan tidak bisa jadi patokan akan besar kecilnya aset yang kita miliki, karena aset adalah suatu benda yang jumlah kualitasnya dan kuantitasnya akan tetap jumlahnya, akan tetapi nilainya akan terus bertambah karena yang namanya aset adalah barang ekonomi yang jumlahnya terbatas dan didapat dengan pengorbanan contoh yang bisa disebut aset murni adalah Tanah, Rumah , Emas, Perak, dan logam perhiasan. Kendaraan tidak bisa disebut aset karena nilainya cenderung turun, kalaupun ada yang mengalami kenaikan harga sifatnya berupa barang antik dan harganya bersifat relatif, contoh Mobil Toyota Avanza dan BMW seri 5 yang baru kita beli 3 bulan yang lalu, bila kita jual kembali nilainya cenderung turun karena dianggap barang bekas walaupun kondisinya masih mulus dan jarang dipakai.

Berbeda halnya dengan tanah dan bangunan atau perhiasan emas yang kita beli setahun yang lalu, bila kita jual nilainya tentu bisa lebih tinggi, maka dengan demikian barang tersebut dikatakan aset karena dapat menambah nilai, aset juga tak hanya dinilai dengan barang, sumber daya manusia, keahlian,ketrampilan bahkan sikap juga merupakan aset.  Orang yang dikenal punya keahlian dan ketrampilan tertentu dan sikap yang baik tentu akan lebih mudah memperoleh pekerjaan dan penghasilan dengan aset yang dimilikinya, dengan demikian  ketrampilan dan kepribadian yang baik juga merupakan aset terbaik yang kita memilki untuk memperoleh penghasilan.

Intinya kekayaan tidak bisa diukur dengan sejumlah uang, karena uang hanya alat, tapi aset nyatalah yang merupakan nilai harta kekayaaan seseorang, sehingga dalam dunia usaha yang harus ditanamkan bukanlah filosofi bagaimana mengumpulkan uang tapi filosofi bagaimana mengelola dan menambah nilai aset.  Karena  dengan aset yang dimilikilah seseorang  dapat mempunyai penghasilan untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupannya secara terus menerus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun